A Tinjauan Pustaka. 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja a. Pengertian Umum Keselamatan Kerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya (Suma'mur, 1996).
Ketika kita beriaktivitas ataupun berolahraga kita harus selalu berhati-hati dan menjaga fokus kita, karena ketika kita tidak fokus saat beraktivitas itu bisa saja menyebabkan kita terjatuh atau terpeleset dan yang lebih fatal adalah terjatuh dengan posisi duduk. Meskipun banyak dari kita ketika terjatuh akan mampu berdiri kembali serta melanjutkan aktivitas, namun jatuh dengan posisi duduk ini bisa sangat berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit yang akan muncul nantinya. Orang yang terjatuh pada posisi duduk biasanya akan merasakan sakit di daerah tulang ekor dan juga besar kemungkinan korban tidak lagi mampu untuk berjalan. Di setiap kegiatan entah itu olahraga ataupun aktivitas lainnya, kita bisa saja terjatuh atau terpeleset. Jatuh dalam posisi ini tentu bisa terjadi di mana saja. seperti di kamar mandi, di tangga, di lantai yang basah sehingga menjadi licin, dan yang terakhir di lapangan ketika kita sedang berolahraga. Ilustrasi, sumber Pribadi Maka dari itu, jatuh dalam posisi duduk ini sangat berbahaya dan tidak boleh di diamkan begitu saja. Selain melakukan pertolongan pertama, korban juga harus segera diperiksakan ke dokter khusus. Selain dari akibat yang sangat fatal yaitu meninggal, akibat fatal lainnya dari jatuh dalam posisi duduk ini ada patah tulang tangan ataupun kaki, serta cedera tulang ekor pun bisa terjadi. Apabila hal ini terjadi pada lansia, mereka bisa mengalami masalah atau akibat yang cukup fatal pada ekor ini memang merupakan tulang kecil yang terletak pada bagian belakang di dalam tubuh. Namun walaupun tulang kecil, ketika kita terjatuh ataupun mengalami cedera tulang belakang hal tersebut dapat memberikan sakit yang bisa dibilang luar biasa. Fungsi dari keberadaan tulang belakang ini adalah untuk menahan beban dan menjadi pusat gravitasi yang baik. Masalah tulang belakang ini bisa terjadi kepada siapa saja. Dikarenakan di bagian tulang belakang terdapat begitu banyak saraf dan juga pada tulang belakang atau tulang ekor dapat menyebabkan efek jangka Panjang yang cukup sulit untuk disembuhkan dengan waktu yang singkat, memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menyembuhkan atau meringankan sakit pada tulang belakang tersebut dengan beberapa metode. Berikut beberapa efek yang terjadi ketika mengalami cedera tulang ekor yang dilansir dari Webmd dan Rabu 19/1/2011 2 Nyeri di seluruh tubuh terutama bagian panggul dan pinggang. 3 Sakit saat atau setelah duduk. 4 Sakit pada bagian tulang belakang atau atas panggul ketika ingin bergerak dari posisi duduk ke berdiri. 5 Nyeri dibagian tulang ekor yang tidak mereda dalam jangka waktu yang sangat/cukup lama. Ketika kita sedang olahraga, melakukan pemanasan serta pendinginan adalah salah satu hal terpenting. Selain dapat menghindari cedera akibat otot yang kaku, kegiatan pemanasan memang tidak terlalu banyak membantu dalam membangun otot, namun hal terpenting nya adalah agar kita tidak mengalami cedera dan dapat melakukan kegiatan olahraga dengan aman dan juga nyaman. Setelah membahas beberapa efek dari jatuh posisi duduk, maka ada juga pertolongan pertama yang bisa dilakukan ketika ada korban terjatuh dalam posisi duduk yaitu Memastikan kondisi korban dengan bertanya untuk memastikan apakah ada yang sakit ataupun duduk terlalu lama karena hal ini dapat menyebabkan sakit ketika ingin bergerak dari posisi duduk ke posisi melakukan aktivitas bisa melakukan peregangan terlebih bantal saat duduk di tempat yang permukaannya keras. Menggunakan bantal ini bisa meringankan sakit pada bagian tulang belakang saat duduk dalam waktu yang air panas guna untuk membantu merelaksasi otot dalam tubuh. Hal yang terpenting adalah berkonsultasi ke dokter di rumah sakit.
Belisticker safety sign murah bahaya barang terjatuh dari atas WSLPC112. Harga Murah di Lapak Infinity270. Telah Terjual Lebih Dari 1. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak. Salah satu kecelakaan yang paling sering terjadi pada kaum lansia adalah sering terjatuh. Hal ini tidak bisa dibiarkan karena berbahaya untuk kesehatan. Lansia yang tiba-tiba sering jatuh dan hilang keseimbangan dapat berisiko mengalami cedera otot hingga gegar otak. Oleh sebab itu, penting bagi anggota keluarga maupun caregiver untuk mengetahui apa penyebab lansia sering terjatuh dan bagaimana cara mengantisipasinya agar risiko jatuh pada lansia dapat diminimalisir. Simak informasi selengkapnya berikut ini. Penyebab lansia sering jatuh Lansia dapat dengan mudah terjatuh di tangga, kamar mandi, ruangan yang remang, karpet yang tidak digelar dengan rapi di atas lantai, hingga saat mencoba untuk meraih barang di lemari dan sebagainya. Beberapa penyebab lansia sering terjatuh adalah 1. Gangguan keseimbangan tubuh Risiko jatuh pada lansia akan meningkat akibat adanya gangguan keseimbangan tubuh. Hal ini biasanya dialami oleh lansia yang menderita penyakit seperti Parkinson dan stroke. Sejumlah kondisi lainnya seperti hipertensi, dehidrasi, dan gangguan pendengaran yang menyebabkan kepala pusing juga bisa berimbas pada terganggunya keseimbangan sehingga lansia mudah jatuh. 2. Otot tubuh melemah Salah satu perubahan fisik pada lansia adalah melemahnya otot tubuh. Ini yang jadi penyebab lansia rentah jatuh. Tidak bisa dipungkiri, seiring bertambahnya usia, otot-otot tubuh akan berkurang kekuatannya. Padahal, otot memiliki peran penting dalam menopang dan menunjang pergerakan tubuh. Tak ayal, melemahnya otot tersebut membuat lansia kesulitan untuk bergerak, seperti saat berjalan, hingga akhirnya membuatnya sering terjatuh. Oleh sebab itu, sebaiknya anggota keluarga maupun caregiver yang merawat perlu untuk mendampinginya setiap beraktivitas. 3. Gangguan penglihatan Adanya gangguan penglihatan pada lansia seperti katarak dan glaukoma juga dapat meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Penglihatan yang buruk akan membuat lansia kesulitan untuk melihat benda-benda di sekitarnya. Alhasil, lansia berpotensi menabrak atau menyenggol barang-barang tersebut hingga akhirnya terjatuh. 4. Hilang kesadaran Lansia jatuh bisa karena ia tiba-tiba saja kehilangan kesadaran alias pingsan. Umumnya, kasus ini dialami oleh lansia yang mengalami masalah pada jantung, seperti Detak jantung cepat takikardia Detak jantung lambat bradikardia Detak jantung tidak teratur fibrilasi atrium Baca JugaSenolytics Obat Potensial yang Tengah Diuji untuk Melawan PenuaanApa Itu Alzheimer? Kenali Tahapan dan Gejalanya7 Gejala Osteoporosis Tahap Awal dan Lanjut yang Perlu Diwaspadai Risiko bahaya bagi lansia yang sering terjatuh Insiden jatuh pada lansia sekilas tampak tidak serius. Namun, sebenarnya lansia jatuh dapat mengakibatkan dirinya mengalami masalah serius di kemudian hari apabila hal ini terjadi berulang-ulang, seperti 1. Perdarahan otak Saat terjatuh, kepala dapat menghantam lantai dan menyebabkan benturan. Trauma kepala ini dapat membuat pembuluh darah di otak di pecah, dan menyebabkan perdarahan otak. Jika tidak segera ditangani, perdarahan otak dapat menyebabkan kehilangan kesadaran dan bahkan kematian.. 2. Cedera saraf tulang belakang Salah satu akibat lansia jatuh yang juga umum terjadi adalah cedera saraf tulang belakang. Cedera saraf tulang belakang dapat menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan gerak tertentu, umumnya bagian bawah tubuh. Selain tidak dapat menggerakkan dan merasakan bagian tubuh tertentu, cedera saraf tulang belakang akibat kecelakaan karena sering jatuh dapat membuat penderita kehilangan kendali buang air besar dan kecil, rasa sakit atau sensasi menyengat, serta perubahan pada fungsi seksual. 3. Gegar otak Salah satu bahaya lansia terjatuh yang juga umum terjadi adalah gegar otak. Gegar otak membuat seseorang mengalami kehilangan fungsi otak secara sementara. Orang yang mengalami gegar otak tidak selalu kehilangan kesadarannya, tetapi gegar otak dapat membuat penderita menjadi linglung. Gegar otak berpengaruh pada memori, refleks, daya nalar, cara berbicara, koordinasi otot, dan keseimbangan tubuh. Tidak jarang penderita tidak dapat mengingat kejadian sebelum atau sesudah kecelakaan 4. Keretakan tengkorak Keretakan pada tengkorak disebabkan oleh adanya benturan kuat yang dapat terjadi saat terjatuh. Beberapa gejala ringan yang dapat dialami adalah mual, penglihatan kabur, hilangnya keseimbangan, leher yang kaku, sakit kepala, muntah, gelisah, mudah marah, kebingungan, rasa kantuk yang berlebih, pingsan, dan pupil yang tidak bereaksi terhadap cahaya. Sementara gejala berat yang dapat dialami adalah rasa sakit yang parah, pembengkakan, kemerahan, dan sensasi hangat di daerah yang terbentur, dan memar pada daerah yang cedera, di bawah mata, atau di belakang telinga. Perdarahan dapat terjadi pada luka di dekat daerah yang cedera, di daerah cedera, atau di sekeliling mata, telinga, dan hidung. Perdarahan juga dapat timbul di kulit sebagai lebam. 5. Cedera aksonal difus diffuse axonal injury Bahaya lansia sering terjatuh juga bisa memengaruhi sel saraf pada otak. Saat jatuh, otak dapat bergerak secara cepat dan tiba-tiba yang mana menyebabkan jaringan otak putus. Cedera ini merupakan salah satu cedera otak paling umum dan yang paling parah. Jika cedera aksonal difus parah, maka penderita dapat kehilangan kesadaran selama enam jam atau lebih. Saat cedera tidak parah, penderita tetap sadar tetapi dapat mengalami beberapa gejala kerusakan otak. Baca JugaMacam-Macam Obat Osteoporosis Agar Tulang Tidak Semakin KeroposBerapa Tekanan Darah Normal pada Lansia? Ini InformasinyaMengenal Post Power Syndrome yang Kerap Dialami Lansia Ini yang harus dilakukan saat lansia terjatuh Saat mendapati lansia terjatuh, tetaplah tenang dan jangan panik. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan sebagai pertolongan pertama lansia jatuh, yaitu Mintalah lansia mengambil napas dalam dan tetap diam di tempat untuk mengatasi syok setelah terjatuh. Jangan langsung cepat-cepat berdiri karena bisa mencederai otot. Tanyakan apakah ada yang luka atau sakit. Perhatikan luka atau kemungkinan patah tulang. Jangan pindahkan lansia apabila terdapat tulang yang patah. Cara memindahkan yang salah justru dapat memperburuk fraktur. Segera telepon rumah sakit. Jika kondisinya cukup stabil, carilah pegangan pada benda yang kokoh atau bantu ia berpegangan dan bangun. Beristirahatlah sejenak untuk membantunya menyesuaikan tekanan darah kembali. Apabila saat membantunya bangun, lansia merasakan sakit, berhentilah pada titik itu dan gerakan tubuh secara perlahan untuk membantunya menemukan posisi yang lebih nyaman. Setelah jatuh dan keadaan mulai stabil, tak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter demi memastikan kondisi baik-baik saja. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai nutrisi atau vitamin apa saja yang mungkin dibutuhkan untuk mencegah lansia terjatuh. Cara mencegah lansia terjatuh Ada berbagai cara yang bisa Anda lakukan untuk melindungi lansia dari risiko terjatuh. Berikut ini sejumlah langkah pencegahan jatuh pada lansia 1. Berkonsultasi dengan dokter Berkonsultasi rutin dengan dokter bermanfaat bagi para lansia untuk mengetahui apa saja yang memicu lansia mudah terjatuh. Dokter biasanya akan menilai kondisi lansia dengan mengajukan beberapa pertanyaan umum, seperti Apakah pernah terjatuh sebelumnya? Apakah penyebabnya berasal dari penyakit tertentu? Adakah efek samping obat tertentu yang membuat mereka mudah terjatuh? Apakah lansia perlu menggunakan tongkat atau berpegangan saat berjalan? Apakah mereka merasa tubuhnya tidak stabil? 2. Pahami rutinitas lansia Supaya bisa meminimalisir risiko jatuh pada lansia, Anda juga perlu memahami kegiatan sehari-harinya. Kenali dan catat apa saja yang bisa memicu lansia jatuh, mulai dari bangun pagi hingga kembali tidur di malam hari. Anda perlu mengetahui perabot apa saja di rumah yang membuat lansia sering tersandung, obat-obatan yang mengganggu koordinasi tubuhnya, serta bahaya lain yang ada di sekitar tempat tinggal lansia. 3. Jauhkan lansia dari jangkauan barang-barang berbahaya yang ada di rumah Bahaya lebih rentan terjadi di area dapur, ruang tamu, kamar mandi, tangga, dan lorong rumah. Bahaya ini bisa berasal dari perabotan, tata letak, bahkan kebersihan rumah Anda. Anda bisa mencegah lansia agar tidak terjatuh dengan cara menyingkirkan sumber bahaya di rumah. Berikut caranya Pindahkan meja kecil, rak, atau tanaman dari tempat yang sering dilewati Simpan tumpukan pakaian, makanan, perabot makan, dan peralatan lain yang sering digunakan dalam tempat yang mudah diraih Segera bersihkan semua tumpahan air, minyak, serta remah makanan Rapikan kumpulan kotak, tumpukan koran, serta kabel yang menghalangi jalan Perbaiki lantai dan karpet yang rusak atau mencuat Singkirkan karpet yang tidak diperlukan 4. Gunakan peralatan pengaman Menyediakan peralatan pengaman bisa membantu Anda mencegah lansia agar tidak mudah terjatuh di rumah. Buatlah lingkungan tempat tinggal lansia seaman dan senyaman mungkin dengan memasang peralatan berikut Memasang pegangan tangan pada kedua sisi tangga Menyediakan dudukan toilet khusus dengan penyangga lengan Alas antilicin di bawah pancuran air dan lantai kamar mandi yang sering dipijak Tempat duduk khusus di kamar mandi agar lansia bisa mandi sambil duduk Pegangan di sekitar pancuran air atau bak mandi 5. Upayakan rumah Anda memiliki cahaya yang cukup Menyingkirkan bahaya terlihat saja terkadang tidak cukup untuk mencegah lansia agar tidak terjatuh. Mereka sering kali tidak fokus dan tidak menyadari adanya bahaya karena menurunnya kemampuan penglihatan. Pastikan tempat tinggal lansia memiliki pencahayaan cukup dengan memasangkan lampu di kamar tidur, kamar mandi, serta lorong rumah. Tombol lampu pun juga harus bisa dicapai dengan mudah, dan selalu siapkan lampu senter yang mudah dijangkau untuk keadaan darurat. Catatan dari SehatQ Lansia jatuh disebabkan oleh hal-hal yang terkait dengan penurunan fungsi tubuhnya seiring penuaan yang terjadi. Pastikan Anda maupun caregiver yang menangani lansia selalu mendampingi di setiap kegiatan yang dilakukan. Punya pertanyaan seputar kesehatan lansia lainnya? Jangan ragu untuk chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SwehatQ. Download aplikasi SehatQ sekarang juga di App Store dan Google Play. Gratis!
Pengendalianbahaya bekerja di atas ketinggian yang selanjutnya adalah Isolasi, Pagar pelindung berfungsi untuk mencegah pekerja dan barang/peralatan terjatuh. Pagar pengaman ini harus dipasang pada area dimana adanya potensi jatuh baik pekerja maupun material.
26 November 2018 Oleh Admin Apa Itu Dangerous Goods? PENGERTIAN DANGEROUS GOODS Menurut Asosiasi Angkutan Udara International IATA dalam buku peraturan barang berbahaya Dangerous Goods Regulation dan Annex 18 tentang The Safe Transport of Dangerous Goods by Air, bahwa barang berbahaya didefinisikan sebagai berikut Bahwa suatu barang berbahaya adalah bahan atau zat yang berpotensi dapat membahayakan secara nyata terhadap kesehatan, keselamatan atau harta milik apabila diangkut dengan pesawat udara. Bahaya yang ditimbulkan akan berakibat pada keselamatan penerbangan. Pada dasarnya barang berbahaya dapat diangkut dengan pesawat udara, namun harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk aturan kemasan dan cara pengemasannya, pemberian label serta penyimpanan dan permuatannya. Hal ini memberikan petunjuk kepada mereka yang bergerak di bidang penanganan barang berbahaya yang akan dikirim atau diterima, agar tetap menjaga keamanan dan keselamatan terhadap kemungkinan terjadi kecelakaan penerbangan yang disebabkan petugas berwenang yang lalai atau kurang melaksanakan pengawasan yang ketat terhadap barang berbahaya tersebut. Pada dasarnya barang berbahaya dapat diangkut dengan pesawat udara, namun harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk aturan kemasan dan cara pengemasannya, pemberian label, serta penyimpanan dan pemuatannya. Apabila petugas yang menangani barang berbahaya menyimpang dari peraturan, maka dimungkinkan adanya bahaya yang akan mencelakakan manusia, merugikan perusahaan atau merusak fasilitas lain. Oleh karena itu, untuk menjamin keselamatan dan pengamanan serta lancarnya pengangkutan barang berbahaya diperlukan penanganan yang sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab. Dangerous goods adalah unsur-unsur zat bahan dan atau barang berbahaya yang sangat peka terhadap suhu udara, tekanan dan getaran serta dapat mengganggu terhadap kesehatan manusia maupun binatang, dapat menggangu serta membahayakan keselamatan penerbangan dan dapat merusakkan peralatan pengangkutan. KLASIFIKASI BARANG BERBAHAYA ATAU DANGEROUS GOODS Masyarakat pada umumnya belum banyak mengenal secara pasti bahwa suatu barang itu berbahaya kalau diangkut dengan pesawat udara, guna memudahkan mengenal barang berbahaya tersebut maka dibagi kelas dan divisi sebagai berikut 1. Golongan 1 – Explosives yaitu semua bahan peledak dan ini sangat dilarang dalam penerbangan. a. Sub-golongan – Article b. Sub-golongan – Article and substances c. Sub-golongan – Articles d. Sub-golongan – Articles e. Sub-golongan – Articles f. Sub-golongan – Articles Contoh Rudal, Nuklir, TNT, Granat, Dinamite, Bom Molotov, Mercon, Kembang Api. Gambar Explosive Hazard Labels 2. Golongan 2 – Gases udara berupa gas bertekanan,mudah terbakar. a. Sub-golongan – Flammable gas gas yang mudah terbakar. Contoh Gas LPJ, Butane, Hydrogen, Propane, Acetylene, Lighters. b. Sub-golongan – Non-flammable, non-toxic gas gas yang tidak terbakar dan tidak beracun. Contoh Oxygen, Nitrogen, Carbon dioxide Neon, Fire extinguisher, or low temperature liquefied gas as liquefied Nitrogen or Helium. c. Sub-golongan – Toxic gas gas beracun. Contoh Semprotan obat nyamuk, semprotan wangi-wangian Aerosols of low toxicity, Tear gas devices. Gambar Flammable Gas Hazard Labels Gambar Non-Flammable Gas Hazard Labels Gambar Toxic Gas Hazard Labels 3. Golongan 3 – Flammable Liquid benda cair yang mudah terbakar berupa cairan yang mudah terbakar. Tidak boleh kena panas. Contoh Bahan Bakar Minyak BBM, minyak tanah Paint, Alcohols, some Adhesives, Acetone, Petrol, etc. Gambar Flammable Liquid Hazard Labels 4. Golongan 4 – Flammable Solids yaitu berupa zat padat yang mudah terbakar, bila bersinggungan dengan air atau pancaran gas dalam seketika menimbulkan kebakaran, contoh karbit. a. Sub-golongan – Flammable Solids zat padat yang mudah terbakar Contoh batubara, Matches, Sulphur, Nitronaphthalene. b. Sub-golongan – Subtsances liable to spontaneously combastion zat mudah meledak. Contoh White or Yellow phosphorus, Magnesium dinamide. c. Sub-golongan – Substances which, in contact with water, emit flammable gas zat padat jika terkena air akan berubah menjadi gas dan mudah terbakar Contoh Calcium carbide, Sodium. Gambar Flammable Solid Hazard Labels Gambar Spontaneously Combustible Hazard Labels 5. Golongan 5 – Oxidizing substances and Organic peroxide berupa zat yang mudah menghasilkan O2 yg dapat mengakibatkan kebakaran atau bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam salt-like dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat. Oxidizer dibagi kedalam 2 sub divisi yaitu a. Sub-golongan – Oxidizer zat yang mudah beroksidasi dengan zat lain. Contoh Air raksa, Ammonium nitrate feltilizer, Calcium chlorate, Bleaches. b. Sub-golongan Organic peroxides zat yang mudah berorganic dengan zat lain. Contoh Belerang, Aspal, ter-Butyl hydroperoxide. 6. Golongan 6 – Toxic and Infectious Substances adalah zat padat atau cair yang bila di hirup atau di telan akan menyebabkan kematian. Berupa barang-barang yang mengandung racun yang merupakan bahan dan formulasi yang dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematianpada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inalasi melalui mulut ingestion, atau kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat tersebutmisalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzenedan atripin. Kelas 6 ini dibagi kedalam 2 sub divisi yaitu a. Sub-golongan – Toxic substances zat yang beracun Contoh Pestisida, Arsenic, Nicotine, Cyanide, Pesticides, Strychnine Some are totally forbidden Bromoacetone b. Sub-golongan – Infectious substances, yaitu salah satu zat yang dapat mengakibatkan infeksi dan kematianpada seseorang. Contoh Viruses, Vaksin, Bacteria, such as HIV AIDS, Rabies, some diagnostic specimens and biological products and Medical. 7. Golongan 7 – Radioactive material zat yang dapat mengeluarkan sinar radiasi bahan atau barang atau benda yang memancarkan radiasi. Materi ini biasanya digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir PLTN. Contoh Radionuclides or isotopes for medical or industrial such as Cobalt 60, Caesium 131 and Iodine 132. 8. Golongan 8 – Corrosives zat yang dapat mengakibatkan korosi = karat bahan yang dapat merusak jaringan kulit atau mempunyai tingkat korosif yang tinggi Contoh Battery acids, Mercury, Sulphuric acid. 9. Golongan 9 – Miscellianeous Dangerous Goods zat diluar 8 golongan Dangerous Goods bahan padat atau cair yang mempunyai sifat iritasi atau yang dapat menyebabkan ketidak nyamanan. Contoh Asbestos, Life Tafts, Internal Combastion Enginges Dry Ice, Carbon dioxide, solid, magnetors and non-shieled permanent magnets without keeper bars . Kesembilan kelas tersebut harus mendapat perlakuan khusus apabila akan diangkut dengan pesawat udara. Terkadang kita tidak sadar telah membawa barang-barang yang termasuk dalam Dangerous Goods tersebut ke dalam kabin pesawat,yang tentunya masih dalam batas kewajaran seperti contoh Korek api gas Dangerous Goods kelasls II,parfum beralkohol/ethanol, minuman beralkohol Dangerous Goods kelas III, areosol dalam batas max 500ml Dangerous Goods kelas II, baterai mengandung alkali Dangerous Goods kelas VIII, kamper, korek kayu Dangerous Goods kls IV, laptop ataupun peralatan elektronik pun apabila dalam jumlah besar masuk dalam kategori Dangerous Goods kelas IX.Contoh tersebut hanya sebagian kecil dari Dangerous Goods dan bisa di bawa ke kabin atau bagasi pesawat dalam batasan batasan dalam jumlah besar acuan kepada aturan tersebut,apabila bisa diangkut harus melalui pesawat kargo. MARKING AND LABELING OF DANGEROUS GOODS A. Tanda atau Marka Marking Pada dasarnya marka atau tanda-tanda yang harus ditempel atau dipasang pada paket atau kemasan suatubarang berbahaya menjadi tanggung jawab pengirim Shipper.Jenis marka atau tanda yaitu Marka khusus kemasan Packagespecifikation marking yaitu tanda yang menunjukkan ciri-ciri, misal UN 4G artinya tanda kotak dari bahan fiber-kayu fiberboard box. Kemasan yang menggunakan tanda untukjenis barangberbahaya, pengirim barang berbahaya, penerima barang berbahaya dan lainnya. B. Tanda-tanda spesifik kemasan Setiap kemasan yang akan diangkut dengan pesawat udara harus diberi tanda atau marking, sebagaimana contoh berikut UN 4G/Y50/S/99 NL/VL 824 Keterangan UN United Nations Simbul Internasional 4G 4 kode Fiberboard/papan fiber; G kode Boxs/kotak Y Packing Group kelompok kemasan 50 Maksimum kuantitas 50 kg S Solid/padat Inner Packing 99 Tahun pembuatan 1999 NL Negara yang berkepentingan VL Nomor pabrik C. Pemasangan Tanda-tanda Tanda-tanda yang diperlukan harus ditempel sesuai dengan jenis Barang berbahaya yang terdapat dalam kemasan. Tanda-tanda itu harus lekat benar dan tulisan harus tercetak jelas dengan catatan Tahan lama Mudah dilihat Latar belakang yang menyolok atau kontras Tidak tertutup oleh tanda lain Sesuai dengan peraturan barang berbahaya atau Dangerous Goods, bahwa tanda-tanda harus terletak pada kemasan dengan posisi yang benar sesuai dengan aturan di terdapat sisa tanda yang tidak perlu yang masih melekat pada kemasan, maka tanda lama tersebut harus dicabut dan diganti yang baru. Kaitannya dengan pemasangan tanda-tanda ini, pihak pengirim perlu mengadakan pemeriksaan ulang, apakah tanda-tanda pada kemasan telah lengkap dan memenuhi itu, tiap kemasan tunggal juga diberikan tanda-tanda. D. Label Labelling Setiap kemasan yang akan diangkut dengan pesawat udara harus ditempel label sesuai dengan isi kemasan. Pengirim bertanggung jawab menempelkan label pada kemasan tersebut, Sedangkan Airline operator yang mengangkut bertanggung jawab hanya mengganti label yang tidak jelas atau rusak selama pengangkutan. Yang dimaksud label adalah kertas bergambar dan bertuliskan, berbentuk segi empat yang menggambarkan barang berbahaya yang ditempel pada kemasan berukuran 100 mm x 100 mm. a. Jenis Label 1. Hazards Label atau label bahaya Label yang mengidentifikasikan adanya bahaya atau risiko, berupa gambar simbol dan nomor kelas yang masing-masing mempunyai warna dasar berbeda sesuai kelasnya. 2. Handling Label atau label Instruksi Label yang berisi gambar dan tulisan serta petunjuk lain yang merupakan instruksi untuk dilaksanakan atau ditaati. b. Syarat Penempelan Label antara lain 1. Semua label ditempel di tempat aman pada kemasan sehingga mudah dibaca, dilihat dan tidak kabur. 2. Setiap label harus ditempel atau tercetak secara jelas dan warna yang kontras. 3. Ditempel yang kuat dan ukurannya sesuai aturan yang berlaku. c. Posisi Label dalam pemasangan a. Berdampingan dengan teks alamat pengirim b. Label bahaya utama berdampingan dengan label bahaya tambahan c. Label CAO cargo aircraft only berdampingan pada sisi yang sama d. Tanda “this way up” dipasang pada kedua sisi yang bertolak belakang. Tabel Barang Berbahaya List of Dangerous Goods Barang berbahaya dalam setiap kelasnya ada yang berbentuk bahan atau zat atau unsur, baik yang berbentuk cair, padat atau gas. Dalam peraturan barang berbahaya DGR telah tercatat sebanyak sekitar bahan lihat list of Dangerous Goods. Nama barang atau bahan tersebut tersusun menurut urutan abjad dan setiap jenis memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain memiliki nomor identitas internastional, kelas atau divisi, packing group dan lain-lain. Pada tabel barang berbahaya memiliki sebanyak 11 kolom dengan fungsi dan kegunaan sebagai berikut 1. Kolom A Nomor identitas internassional UN atau identity number 2. Kolom B Nama jenis barang berbahaya proper shipping name 3. Kolom C Kelas atau Divisi class atau division 4. Kolom D Risiko tambahan subsidiary risk 5. Kolom E Label bahaya pazard label 6. Kolom F Kelompok kemasan packing group 7. Kolom G Petunjuk kemasan packaging instruction untuk berat yang dibatasi 8. Kolom H Maksimum berat bersih per paket max net quantity atau packageuntuk beratyang dibatasi. 9. Kolom I Petunjuk kemasan packaging instruction untuk pesawat penumpang danpesawat kargo 10. Kolom J Maksimum berat bersih per paket max net quantity per pakage for CAOuntuk pesawat penumpang dan kargo 11. Kolom K Petunjuk kemasan Packaging instruction untuk pesawat kargo saja CAO 12. Kolom L Maksimum berat bersih per paket max net quantity per pakage untukpesawat kargo saja 13. Kolom M Ketentuan khusus special provisions Penerapan Penggunaan Daftar Barang Berbahaya a. Contoh Daftar Barang Berbahaya 1. Barang berbahaya yang tertera pada kolom B adalah Hexachlorophene, termasuk Divisi dengan nomor identitas 2875, tidak memiliki risiko tambahan, tetapi mempunyai akibat membahayakan apabila bereaksi dengan bahan racun. 2. Jenis Barang Berbahaya ini memiliki tingkat bahaya rendah. 3. Untuk mengemas barang ini didasarkan pada petunjuk kemasan kolom G yaitu nomor Y619 dengan batasan berat sebanyak tidak lebih dari 10 kg saja kolom H, kemudian dapat diangkut dengan pesawat penumpang atau pesawat kargo. 4. Barang jenis ini dapat pula dikemas berdasarkan packing instruction nomor 619, dengan muatan maksimum seberat 100 kg kolom J dan dapat diangkut dengan pesawat penumpang atau pesawat kargo. 5. Namun kalau barang tersebut berat lebih dari 100kg sampai 200kg kolom L hanya boleh diangkut dengan pesawat kargo. 6. Barang berbahaya ini tidak terkena peraturan khusus dan spesial provisions kolom M. b. Langkah Pemeriksaan Barang Berbahaya Dalam rangka pemeriksaan suatu barang berbahaya diperlukan petunjuk atau pedoman yaitu pada daftar barang berbahaya list of Dangerous Goodsyang sudah baku sesuai dari IATA Dangerous Goods langkah-langkah sebagai berikut 1. Lihat nama jenis barang berbahaya Power shipping name and UN number. 2. Pastikan kelas atau devisi atau subsidiary apakah sesuai dengan daftar barang berbahaya. 3. Catat dan perhatikan harzad label, cocok atau tidak. 4. Lihat dan perhatikan packing group. 5. Perhatikan dengan cermat berat paket barang berbahaya, baik yang dapat diangkutdengan pesawat penumpang atau pesawat kargo atau pesawat kargo saja. 6. Periksa catatan pada kolom M, apakah ada special provisions atau tidak. TANGGUNG JAWAB PENGIRIM ATAU SHIPER DANGEROUS GOODS REGULATION BOOK 1. Diharuskan memberi informasi dengan jelas pada Shipper Declaration for Dangerous Good DGD berdasarkan Material Safety Data Sheet MSDS. 2. Memastikan bahwa barang Dangerous Goods yang dikirim melalui pesawat udara adalah tidak di larang untuk di angkut pesawat udara. 3. Harus mengidentifikasi isi kiriman tersebut, mengklasifikasikan, membungkus atau packing, label dan keterangan dan mendokumentasikannya sesuai dengan IATA Dangerous Good Regulation book. 4. Pembuat Shipper Declaration harus sudah mendapatkan pengetahuan atau training Dangerous Goods Regulation sebelum menyerahkan pengiriman ataupun membuat keterangan tentang kiriman Dangerous Goods tersebut. a. Tata cara pengiriman Dangerous Goods 1. Pengirim atau shipper memohon pembukuan terlebih dahulu melalui airlines customer service dengan memberikanMSDS, pemberitahuan tentang isi, tujuan dan tanggal pengiriman. 2. Customer service menginformasikan dan meminta klarifikasi persetujuan angkut atas lampiran MSDS dari pengirim kepada station ramp atau traffic yang bersertifikat Dangerous Goods Regulation. 3. Station ramp atau traffic akan meneliti MSDS serta peralatan yang ada apakah sudah sesuai ketentuan minimum Dangerous Goods Regulation. 4. Apabila data MSDS sesuai dengan ketentuan Dangerous Goods Regulation, station ramp atau traffic menkonfirmasikan kepada customer service barang Dangerous Goods tersebut dapat di angkut. 5. Bila data belum lengkap, station ramp atau traffic meminta kepada pengirim atau shipper untuk melengkapi persyaratannya disampaikan melalui customer service. b. Tanggung jawab operator atau airlines Acceptance adalah kegiatan awal yang harus melakukan pengontrolan Dangerous Goods shipment, sebagai berikut a. Check MSDS dari shipper b. Check pengisian shipper declaration sudah benar apa belum c. Check packing atau kemasannya. d. Check labeling dan markingnya e. Melaporkan ke station ramp atau traffic c. Tugas station ramp atau traffic a. Check MSDS dari shipper. b. Check pengisian shipper declaration of dangerous Goods DGD. c. Check packing atau kemasannya. d. Check labeling dan markingnya. e. Melakukan pemeriksaan fisik barang dan dokumentasinya dengan menggunakan check list yang ada Dangerous Goods check list for anon- radioactive shippment. f. Membuat NOTOC Notifikasi to Captain apabila kiriman tersebut bisa diterima untuk di berangkatkan. g. Membuat pre alert ke transit dan destination station.
Ternyata meletakkan banyak barang di atas kulkas memiliki dampak negatif, bahkan bahaya. Dikutip dari meletakkan barang-barang berukuran besar hingga berukuran kecil dapat menghalangi panas keluar. Kompresor akan bekerja lebih keras dari seharusnya, yang mana akan membuat tagihan listrik melonjak. Umur kulkas jadi lebih pendek.
Rambu K3Tersandung dan TerjatuhRAMBU K3 BAHAYA TERPELESET, TERSANDUNG, DAN TERJATUH Availability In Stock Deskripsi "BAHAYA JATUH" Sign dengan tulisan Bahaya Terjatuh’ ini berfungsi untuk memperingatkan karyawan tentang salah satu potensi bahaya yang ada di tempat kerja, yaitu terjatuh. Kecelakaan terjatuh sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan cedera mulai dari memar, patah tulang, dislokasi, memar otak, hingga kematian. KODE OC42 Standar ANSI Z535 Ukuran Material Plat Sticker Aksesoris ← Produk Sebelum Produk Berikutnya →
Riskanjika barang-barang yang berat, tanpa Anda sadari, bergeser dan terjatuh dari atas kulkas yang dapat membahayakan. Sama halnya barang-barang kecil lain, bisa terjatuh dan rusak. Baca juga: 5 Penyebab dan Cara Mencairkan Bunga Es di Freezer Kulkas. Hindari bahaya. Sebagian besar kulkas memiliki peringatan agar tak meletakkan barang di atas Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan oleh berita jatuhnya crane di Mekkah sehingga menyebabkan banyak jamaah haji yang wafat. Resiko benda jatuh, baik besar maupun kecil, sudah menjadi fokus para profesional Keselamatan Kesehatan Kerja karena sudah banyak menelan Gambar benda kecil dapat saja menjadi masalah untuk keselamatan kerja jika benda tersebut di jatuhkan dari ketinggian dan mengenai pekerja di bawahnya. Menurut data dari RoSPA, kecelakaan karena benda jatuh merupakan 10 penyebab dari kematian dan luka parah pada Industri Minyak dan Gas dan menjadi kecelakaan nomor 3 terbesar penyebab kematian di rumah dan tempat contoh, baut dengan berat “hanya” 220 gram dengan dimensi inchi ini di bawah ini dapat menghasilkan energi 65 joules jika dijatuhkan dari atas. Sementara batas toleransi untuk timbulnya luka adalah 40 joules, itu berarti benda sekecil ini mampu menjadi sumber bahaya jika dijatuhkan dari yang awalnya statis kemudian jatuh dari ketinggian tertentu dikenal dengan istilah drops. Tingkat resiko dari drops sangatlah bergantung pada beratnya benda dan ketinggian benda jatuh. Untuk memahami besaran resikonya, simaklah kalkulator resiko drops berikutDalam kalkulator resiko di atas, terlihat jelas bahwa semakin berat benda maka semakin berisiko untuk keselamatan kerja begitupula semakin tinggi benda jatuh maka semakin tinggi pula Drops ada 2 yaituBenda drop statis, yaitu sebuah benda solid yang terlepas dan jatuh dari posisinya dengan beratnya. Sebagai contoh, sebuah mur yang jatuh dari derik Rig atau jatuhnya kabel tray karena drop dinamis, yaitu sebuah benda solid yang terlepas dari ikatan karena adanya gaya luar dari benda lain yang bergerak. Contoh benda drop dinamik adalah garpu forklift yang menjatuhkan palet dari mencegah drop, 2 tahap pengendalian harus dilakukanMetode pengamanan primerAdalah metode untuk mengamankan/mengaitkan peralatan ke struktur. Contohnya mur, baut, klem, las, skrup, pengurung, dllMetode retensi sekunderDescription of the method providing secondary securing the equipment to the structure ie wire slings, encasement, lock nuts, lock washers, tab washers, lock wire, split pins, roll pins, spring clips, clamps, safety chains etc.Adalah metode yang menyediakan pengaman kedua ke struktur contoh kawat, sling, pembungkus, kunci mur, cincin pengunci, kawat pengunci, split pin, roll pin, spring pin, rantai safety, dllDrops juga tidak hanya membahas terkait dengan pengaman peralatan dari resiko jatuh, tapi juga membahas terkait dengan bagaimana mengangkat barang yang aman. Salah satu contoh metode mengangkat yang aman ditujukan oleh Shell di mana perusahaan tersebut merekomendasikan untuk melakukan tubular handling seperti gambar di bawah setelah terjadi beberapa DropsOnline. Retrieved september 21, 2015, from How To Improve you Drop Safety 2010, August 4. Dropped Object Prevention S. DRopped Object Prevention . Retrieved September 21, 2015, from Drill Safe Health and Safety Manager di Perusahaan Multinasional, Master Degree di Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Indonesia. Selalu senang untuk berdiskusi terkait dengan K3
Bahayaseputar konstruksi saat melakukan pemuatan, pengangkatan, pengangkutan maupun pembongkaran barang-barang. Bahaya yang mungkin terjadi yang berkaitan dengan penggunaan beragam jenis kendaraan. Kecelakaan yang mungkin terjadi di mesin transisi dan pusat listrik. Kecelakaan yang disebabkan oleh bahan yang mudah panas, korosif maupun terbakar.
According to the Bureau of Labor Statistics BLS, private industry employers reported approximately million nonfatal workplace injuries and illnesses in 2019. This estimate comes from the Survey of Occupational Injuries and Illnesses SOII. Nearly one-third of these injuries and illnesses resulted in days away from work. The BLS also reported that there were “888,220 nonfatal injuries and illnesses that caused a private industry worker to miss at least one day of work in 2019” and a total of 64,640 days away from work for injury or addition, a total of 5,233 fatal workplace injuries were reported in 2019, up 2% from the previous year. It’s clear that warehouse safety is an incredibly important aspect of your operations, both to keep your company running successfully and to keep your employees safe and productive. Here are the top 10 warehouse safety hazards to keep on your radar when performing your warehouse safety the latest data, the BLS reported that non-fatal falls, slips, and trips increased 11 percent in 2019 to 880. Falls accounted for a total of 792 fatalities in 2019. Make sure your employees know how to use safety railings, harnesses, and other measures to protect themselves. It’s also beneficial to cordon-off uneven or damaged areas while completing all, the cost of fixing a damaged pathway will be much less than paying for an injured employee. Falls, in total, are actually costlier and more dangerous than overexertion. Falls account for 27% of injuries and cost businesses $15-18 billion on average EquipmentWorking with heavy equipment produces many opportunities for injury. Make sure equipment is properly maintained and in good working order. Always ensure that your employees are well-trained on how to use any heavy equipment. Ensure your employees know the top safety tips for working with and around heavy equipment being aware of your surroundings, safely entering and exiting equipment, sustaining communication with other workers and using appropriate spotter signals, creating buffer zones, and workers knowing when to stop so that they are not in a dangerous PartsIt should come as no surprise that the heavy equipment frequently used in warehouse operations creates a huge safety concern, especially when it’s in motion. In fact, inadequate forklift safety is a common source of citations from OSHA. Keep the moving parts of any equipment labeled clearly with any potential safety concerns. And, as always, be sure to provide continuing awareness and job-specific education on how to use or avoid unwanted contact with these MaterialsAccording to OSHA reports, 83 workers died in 2019 – an average of almost 7 workers every month – from crushing injuries typically caused by heavy machinery and materials. Similar to heavy equipment injuries, it’s important to train employees on how to move and store heavy materials — and the equipment used to move them is the leading cause of disabling injuries in warehouses and distribution centers, accounting for 31% of injuries and costing businesses an estimated $12-14 billion annually. What are overexertion injuries? For example, injuries caused by lifting, pushing, pulling, holding, carrying, or throwing objects all fall under the category of help prevent overexertion-related accidents, your employees must receive proper safety training. In particular, learning how to lift and carry objects without injury is a vital part of warehouse worker training. Be sure to provide your employees with safety equipment such as lifting straps to help encourage safe moving and and TripsAccidents happen and are probably obvious warehouse safety hazards, but it’s important to take every precaution to avoid as many of them as possible. Slips and trips are often grouped with falls in reporting, but the cause of falls vs. slips and trips is typically aware of any loose materials on the floor, poor lighting, spills, or any steps or uneven flooring and correct these dangers as soon as possible. Hazard signs, caution tape, and anything else to increase visibility and awareness are important to implement while working on more long-term SubstancesSolvents, flammable substances, and carcinogens are some of the harmful substances that can cause injury or death at work. Hazard communication is key when it comes to these types of potentially harmful substances correctly and provide proper safety equipment like eye and mouth protection as well as respiratory aids when required. Also, ensure that your work environment does not contain substances like asbestos that can seriously harm your workers both short- and fires can obviously be devastating to your business and your employees. Luckily, they’re also extremely preventable. One of OSHA’s top citations is a lack of portable fire extinguishers. You should also ensure exits are free of obstructions and can be found easily. According to the National Fire Protection Association NFPA, there is an average of 1,210 warehouse fires every year. These fires resulted in the death or injury of 22 employees and cost an average of $155 million in direct property marking your fire exits, providing fire extinguishers, storing flammable materials properly, and not leaving wires exposed are quick ways to make your warehouse safer in the event of a fire. Maintaining a clear flue space will reduce the chance that the fire will spread, as sprinklers can more easily access it and extinguish it. The Rack Safety Strap and Fixed Rack Safety Net are wonderful products for maintaining a clear flue ObjectsWorking in a warehouse almost guarantees that some materials will be stacked on racks above the heads of employees. Therefore, it’s possible for items to fall from those racks and cause injuries or get lost in the flue the solution to this potential problem is quick and affordable. Adrian’s Pallet Rack Safety product line offers effective, simple, and affordable solutions for work area protection and flue space compliance. Our products do not require any tools or retrofitting, install in seconds, and are more affordable than many other safety of AwarenessA common thread in preventing all these workplace injuries is awareness. It’s the responsibility of managers and supervisors to provide the proper awareness and work-related education for operating machinery, lifting, and other potential never worth it to skip training — this is a lame and false attempt to save time and money. It should be your utmost goal to keep employees safe and limit warehouse safety hazards. Of course, injuries will cost your company more money in the long run — especially if they’re due to company information was originally published on March 6, 2019 and has since been updated.
AlasanTak Boleh Letakkan Barang di Atas Kulkas. Jakarta, CNBC Indonesia - Karena alasan keterbatasan tempat, sejumlah orang kerap meletakkan barang di area atas kulkas. Padahal, kebiasaan ini bisa berbahaya. Benda-benda yang berada di atas lemari es dapat menghalangi ventilasi di alat elektronik tersebut sehingga memaksa kulkas bekerja lebih
Beberapa hari yang sangat kita dikejutkan makanya berita jatuhnya crane di Mekkah sehingga menyebabkan banyak jamaah haji yang wafat. Resiko benda drop, baik besar maupun kecil, sudah menjadi fokus para profesional Keselamatan Kesehatan Kerja karena sudah banyak menzinahi sasaran. Sumber Bagan Sebuah benda kecil dapat sahaja menjadi masalah lakukan keselamatan kerja jika benda tersebut di jatuhkan dari jalal dan tentang pekerja di bawahnya. Menurut data dari RoSPA, kecelakaan karena benda jebluk yakni 10 penyebab dari mortalitas dan luka parah puas Industri Minyak dan Gas dan menjadi kecelakaan nomor 3 terbesar penyebab kematian di kondominium dan tempat rekreasi. Ibarat contoh, baut dengan berat “sekadar” 220 gram dengan dimensi inchi ini di asal ini dapat menghasilkan energi 65 joules kalau dijatuhkan dari atas. Darurat batas toleransi untuk timbulnya luka adalah 40 joules, itu berarti benda sekecil ini mampu menjadi sumur bahaya jika dijatuhkan berusul atas. Benda yang awalnya statis kemudian jatuh berpangkal jalal tertentu dikenal dengan istilah drops. Tingkat resiko dari drops sangatlah bergantung lega beratnya benda dan ketinggian benda jatuh. Cak bagi mengetahui jumlah resikonya, simaklah kalkulator resiko drops berikut Dalam kalkulator resiko di atas, tertumbuk pandangan jelas bahwa semakin selit belit benda maka semakin berisiko untuk keselamatan kerja begitupula semakin tinggi benda jatuh maka semakin strata pula resikonya. Diversifikasi Drops ada 2 yaitu Benda drop statis, ialah sebuah benda solid nan terlepas dan anjlok dari posisinya dengan beratnya. Sebagai contoh, sebuah mur nan terban dari derik Rig atau jatuhnya kabel tray karena korosi. Benda drop dinamis, yaitu sebuah benda solid yang rontok dari ikatan karena adanya kecenderungan luar berpangkal benda lain nan bergerak. Cermin benda drop dinamik merupakan garpu forklift yang menjatuhkan palet bermula rak. Untuk mencegah drop, 2 tahap pengendalian harus dilakukan Metode pasifikasi primer Yakni metode untuk tanggulang/mengaitkan peralatan ke struktur. Contohnya mur, baut, klem, las, skrup, pengurung, dll Metode retensi sekunder Description of the method providing secondary securing the equipment to the structure ie wire slings, encasement, lock nuts, lock washers, tab washers, lock wire, split pins, roll pins, spring clips, clamps, safety chains etc. Merupakan metode yang menyempatkan pengaman kedua ke struktur contoh kawat, sling, pembungkus, kunci mur, gelang-gelang akhir, dawai akhir, split pin, roll pin, spring pin, kalung safety, dll Drops sekali lagi lain tetapi membahas terkait dengan pengaman peralatan berpokok resiko merosot, tapi lagi membahas terkait dengan bagaimana mengangkat barang yang aman. Salah suatu acuan metode mengangkat nan aman ditujukan makanya Shell di mana perusahaan tersebut merekomendasikan untuk mengamalkan tubular handling seperti rangka di bawah setelah terjadi bilang kecelakaan. Referensi Axess. DropsOnline. Retrieved september 21, 2022, from How To Improve you Drop Safety DROPS. 2010, August 4. Dropped Object Prevention Scheme. Molyneux, S. DRopped Object Prevention . Retrieved September 21, 2022, from Drill Safe Health and Safety Manager di Perusahaan Multinasional, Hawa Degree di Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Indonesia. Selalu doyan buat berdiskusi tercalit dengan K3
Sebelumnya pada Kamis (4/8), Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyebutkan terdapat 25 anggota Polri yang tidak profesional dalam menangani TKP tewasnya Brigadir Yosua di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ia menyebutkan, 25 personel tersebut terdiri atas tiga orang berpangkat perwira tinggi bintang satu, lima kombes, tiga AKBP, dua Kompol, tujuh pama, lima bintara dan tamtama.
Terpeleset, tersandung, dan terjatuh mengakibatkan lebih dari pekerja mengalami cedera setiap tahunnya atau rata-rata satu pekerja mengalami cedera setiap dua menitnya.─ Occupational Safety and Health Administration OSHA dan National Safety Council NSC Terpeleset slip, tersandung trip, dan terjatuh fall mungkin terlihat bukan masalah besar, namun ketiganya menyumbang insiden yang cukup banyak dan fatal di tempat kerja. Di Amerika Serikat, kecelakaan akibat terpeleset, tersandung, dan terjatuh menyumbang 15% kematian tidak disengaja, menempati urutan kedua setelah kecelakaan yang melibatkan kendaraan bermotor. Dampak yang ditimbulkan akibat terpeleset, tersandung, dan terjatuh tidak pernah sederhana. Tidak hanya mengakibatkan luka ringan, cedera serius/ fatal hingga kematian bagi pekerja, namun juga mengakibatkan kerugian ekonomi bagi perusahaan. Maka sangat penting bagi manajemen dan pekerja untuk memahami bagaimana terpeleset, tersandung, dan terjatuh dapat terjadi serta bagaimana cara menghilangkan atau meminimalkan bahaya tersebut di tempat kerja. Apa itu terpeleset, tersandung, dan terjatuh? Terpeleset Rambu K3 Bahaya Terpeleset Terpeleset terjadi karena kurangnya gesekan atau traksi antara alas kaki yang pekerja gunakan dan permukaan lantai. Penyebab umum terpeleset, di antaranya Tumpahan di lantai kerja Permukaan lantai yang basah atau berminyak Bahan-bahan kering yang jika tercecer dapat menyebabkan lantai kerja menjadi licin, seperti debu, tepung, pasir, serbuk kayu, dan sebagainya. Alas kaki licin Bahaya yang terbentuk akibat cuaca, seperti genangan air, salju, dll. Tersandung Rambu K3 Bahaya Tersandung Tersandung terjadi ketika kaki menabrak sebuah benda dan pada saat bersamaan tubuh tetap bergerak, sehingga mengakibatkan pekerja kehilangan keseimbangan. Penyebab umum tersandung, di antaranya Material yang melintang di area lantai kerja, seperti kabel, selang, kawat, atau benda lain Pencahayaan yang buruk Permukaan lantai kerja tidak rata, misalnya adanya karpet, perbedaan atau pergantian ketinggian permukaan lantai Tangga yang rusak atau ketinggian anak tangga yang tidak sama. Terjatuh Rambu K3 Bahaya Terjatuh Terjatuh dapat terjadi di level yang sama atau terjatuh ke level yang lebih rendah. Terjatuh terjadi ketika pekerja kehilangan keseimbangan akibat terpeleset atau tersandung. Siapa yang bertanggung jawab melakukan pencegahan bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh? Manajemen memiliki tanggung jawab penting untuk melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerjanya. Upaya manajemen dalam melindungi pekerja salah satunya adalah dengan mengembangkan program pencegahan bahaya yang ada di tempat kerja. Manajemen dapat mengembangkan langkah-langkah pencegahan melalui pelaksanaan tata graha yang baik, memasang rambu-rambu K3, hingga pelatihan untuk pekerja. Namun perlu Anda ketahui, dalam pencegahan bahaya ini, manajemen tidak dapat memaksa pekerjanya untuk tetap fokus dan konsentrasi selama bekerja, tetapi manajemen dapat membantu para pekerja untuk memahami bagaimana perilaku atau kondisi mereka bisa mempengaruhi keselamatan mereka sendiri. Sumber Dalam hal ini, pekerja juga memiliki tanggung jawab yang sama seperti manajemen. Pekerja bertanggung jawab atas keselamatan mereka sendiri. Manajemen dapat membantu menumbuhkan tanggung jawab pekerja dengan mengubah kebiasaan, menumbuhkan kesadaran dan memberikan pelatihan. Pelatihan dapat mendorong pekerja untuk membangun perilaku aman dan sama-sama bertanggung jawab dalam mengurangi frekuensi kecelakaan kerja akibat terpeleset, tersandung, dan terjatuh. Tanggung Jawab Perusahaan Tanggung Jawab Pekerja Memberikan pelatihan Berpartisipasi aktif dalam pelatihan Memelihara kondisi area kerja Melaporkan isu pemeliharaan terkait kondisi di area kerja Mengembangkan kebijakan/ prosedur Mematuhi kebijakan/ prosedur Membuat prosedur tata graha yang baik good housekeeping Mematuhi atau menerapkan prosedur tata graha yang baik good housekeeping Membangun budaya keselamatan di perusahaan Terlibat dalam membangun budaya keselamatan di perusahaan Selalu mengingatkan pekerja tentang pentingnya keselamatan pejalan kaki atau saat berada di jalur kendaraan Memperbaiki perilaku tidak aman/ kebiasaan saat berjalan kaki, serta menjadikan keselamatan sebagai prioritas Apa yang harus dilakukan untuk mencegah bahaya terpeleset, tersandung, dan terjatuh di tempat kerja? Menurut OSHA, bahaya terpeleset, tersandung, dan terjatuh merupakan masalah serius bagi pekerja dan perusahaan, namun risikonya dapat diminimalkan dengan 10 langkah pencegahan berikut ini Sumber 1. Gunakan alas kaki yang tepat Cara ini cukup sederhana, namun sering kali terabaikan. Dalam hal ini, pengusaha wajib menyediakan sepatu keselamatan yang tepat sesuai kondisi area kerja. Pastikan alas kaki memiliki fitur anti licin, nyaman dan pas digunakan pekerja. 2. Pasang pelapis lantai Periksa lantai yang tidak rata dan rusak. Ganti segera apabila diperlukan. Pertimbangkan untuk memasang pelapis lantai anti slip atau mengganti pelapis lantai yang sudah aus. Hal ini dapat mencegah bahaya terpeleset, terutama di area yang terdapat banyak debu dan gemuk. 3. Jaga area kerja tetap bersih, rapi, dan aman Pastikan Anda menerapkan tata graha housekeeping yang baik di tempat kerja. Pastikan lantai kerja tetap kering dan bersih. Segera bersihkan permukaan yang basah atau terdapat tumpahan. Letakkan barang atau peralatan kerja sesuai posisi yang telah ditetapkan. Poster K3 Work Area Management Buatlah demarkasi yang membedakan jalur pekerja dan area penumpukan barang. Rapikan kabel-kabel yang melintang dan beri pelindung untuk meminimalkan risiko tersandung. Pastikan semua area jalan bebas dari halangan apa pun. 4. Pastikan area kerja memiliki pencahayaan yang baik Penyediaan pencahayaan yang baik di area kerja dan area pejalan kaki perlu dilakukan agar pandangan lebih jelas. Selain meminimalkan kecelakaan kerja, pencahayaan yang baik juga dapat berdampak baik pada peningkatan produktivitas, efisiensi kerja, dan pengurangan kesalahan kerja. 5. Pasang tanda peringatan atau alat pengaman Pemasangan tanda peringatan, barikade, atau alat pengaman lainnya dimaksudkan untuk membatasi akses ke area yang menimbulkan kemungkinan bahaya terpeleset, tersandung, dan terjatuh. 6. Memasang floor marking di area lorong Pasang floor marking penandaan pada lantai di lorong-lorong untuk memberi tahu dimana letak area pejalan kaki, pintu dan tangga. Jaga area lorong tetap bersih, mendapat pencahayaan yang cukup dan jalur bebas dari halangan apa pun. 7. Memasang rambu K3 terpeleset, tersandung dan terjatuh Memasang rambu K3 dapat membantu mengingatkan pekerja akan bahaya terpeleset, tersandung, dan terjatuh yang terdapat di area kerja dan mengingatkan pekerja agar selalu berhati-hati saat melakukan aktivitas di area yang berpotensi menimbulkan bahaya-bahaya tersebut. Rambu K3 Terpeleset, Tersandung, dan Terjatuh 8. Gunakan alat pelindung jatuh yang tepat dan memadai Sistem perlindungan bahaya jatuh adalah komponen yang penting dalam perencanaan pencegahan bahaya terjatuh. Pastikan pekerja menggunakan alat pelindung jatuh yang tepat dan peralatan dalam kondisi baik saat bekerja di ketinggian. 9. Periksa tangga atau perancah sebelum bekerja di ketinggian Sebelum menggunakan tangga atau perancah, periksa kelayakan peralatan tersebut sebelum digunakan. Inspeksi harus dilakukan oleh pekerja yang kompeten dan terlatih. Lakukan pemeriksaan visual dan menyeluruh pada tangga atau perancah. Jika tangga atau perancah tidak layak pakai, pasang rambu K3 untuk memberi tahu pekerja lain bahwa peralatan tersebut tidak dapat digunakan/ sedang diperbaiki. 10. Berikan pelatihan kepada pekerja mengenai bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh Seperti jenis bahaya lainnya, bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh juga menjadi fokus penting dalam pelatihan keselamatan untuk pekerja. Pastikan semua orang yang berada di area kerja, mengenali dan memahami pencegahan bahaya terpeleset, tersandung, dan terjatuh serta mereka menggunakan Alat Pelindung Diri APD dengan benar bila diperlukan. Penting! 1. Kebanyakan bahaya terpeleset, tersandung, dan terjatuh dapat dicegah 2. Selalu waspada setiap bahaya, seperti kondisi tangga yang tidak aman, permukaan lantai yang basah dan licin, serta pencahayaan yang buruk. 3. Segera perbaiki setiap bahaya yang Anda temukan atau laporkan potensi bahaya tersebut ke supervisor Anda. Semoga Bermanfaat, Salam safety! Sumber
Merekamengerahkan makar dan tipu muslihat mereka. Hal tersebut (mereka lakukan) untuk menyesatkan makhluk dengan cara apa pun yang mereka bisa." (Tafsir as-Sa'di) Barang siapa berfatwa tanpa ilmu, berarti telah berdusta atas nama Allah 'azza wa jalla tanpa ilmu dan terjatuh ke dalam hal yang Allah 'azza wa jalla haramkan.
Setiap profesi yang digeluti memiliki berbagai macam potensi bahaya sesuai dengan bidang industri yang dijalani, seperti potensi jatuh, tenggelam, tersengat listrik dan lainnya. Sebagai pekerja yang bekerja di ketinggian, potensi bahaya dapat saja terjadi jika sang pekerja tidak memiliki keahlian atau kemampuan dalam meminimalisir dan menangani potensi bahaya bekerja di ketinggian yang mungkin saja terjadi. Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI, Nomor 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada Ketinggian, bekerja pada ketinggian adalah kegiatan atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja pada tempat di permukaan tanah atau perairan yang terdapat perbedaan ketinggian dan memiliki potensi jatuh yang menyebabkan tenaga kerja atau orang lain yang berada di tempat kerja cedera atau meninggal dunia atau menyebabkan kerusakan harta benda. 2 Macam Tenaga Kerja di Ketinggian Pembagian tenaga kerja di ketinggian terbagi menjadi dua, yaitu Tenaga Kerja Pada Ketinggian TKPK dan Tenaga Kerja Bangunan Tinggi TKBT dengan beberapa pekerjaan yang diklasifikasikan seperti Panjat tower dan pohon Perawatan gedung tinggi Pengendalian burung di ketinggian Pembersihan gedung menggunakan gondola Mengerjakan konstruksi bangunan menggunakan scaffolding Pemasangan atau perbaikan AC dengan menggunakan scaffolding, tangga, dan lain sebagainya. Prosedur Bekerja di Ketinggian Dalam meminimalisir kecelakaan saat bekerja pada ketinggian, pemerintah melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI, Nomor 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada Ketinggian telah mengatur bahwa setiap perusahaan atau pengusaha harus memiliki prosedur kerja yang meliputi Teknik dan cara perlindungan jatuh; Cara pengelolaan peralatan; Teknik dan cara melakukan pengawasan pekerjaan; Pengamanan Tempat Kerja; dan Kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Prosedur kerja tersebut haruslah dipahami oleh setiap pekerja yang bekerja di ketinggian agar potensi bahayanya dapat di minimalisirkan sebaik mungkin sehingga tidak menimbulkan kerugian materiil maupun nonmaterial. Selain itu, bekerja di ketinggian pastinya memiliki daerah berbahaya agar tidak ada masuknya orang yang tidak berkepentingan sehingga diperlukannya border pembagian wilayah dengan 3 kategori, yaitu Wilayah bahaya, merupakan daerah pergerakan Tenaga Kerja dan barang untuk bergerak vertikal, bergerak horizontal, dan titik penambatan; Wilayah waspada, merupakan daerah antara wilayah bahaya dan wilayah aman yang luasnya diperhitungkan sedemikian rupa agar benda yang terjatuh tidak masuk ke wilayah aman; Wilayah aman, merupakan daerah yang terhindar dari kemungkinan kejatuhan benda dan tidak mengganggu aktivitas Tenaga Kerja; Pembagian wilayah atau daerah berbahaya tersebut tentunya wajib dibuatkan denah horizontal dan denah vertikal di lokasi kerja sebagai pedoman bagi Tenaga Kerja, penanggung jawab lokasi, dan Pengawas Ketenagakerjaan. Potensi Bahaya Bekerja di Ketinggian memang berbeda-beda bagi setiap industri atau pekerjaan yang diemban, baik dampak pada fisik, lingkungan maupun tempat kerja. Untuk itu, ketahui lebih dalam bahaya apa saja yang dapat terjadi bekerja di ketinggian. Bahaya Mekanik Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda yang bergerak dengan gaya mekanika baik yang digerakkan secara manual maupun dengan penggerak. Bagian yang bergerak pada mesin mengandung bahaya seperti mengebor, memotong, menempa, menjepit, menekan dan bentuk gerakan lainnya. Gerakan mekanis ini dapat menimbulkan cedera atau kerusakan seperti tersayat, terjepit, terpotong dan terkelupas. Bahaya Listrik Energi listrik dapat mengakibatkan berbagai bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, dan hubungan singkat. Ketika pekerja tersengat listrik pada saat bekerja pada ujung bangunan dapat menyebabkan kecelakaan kerja yang berakibat fatal, seperti terjatuhnya pekerja yang berujung pada kematian. Bahaya Kimiawi Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia antara lain, keracunan oleh bahan kimia yang bersifat racun, iritasi oleh bahan kimia yang memiliki sifat iritasi seperti asam kuat, kebakaran dan ledakan. Polusi dan pencemaran lingkungan. Ketika terjadi ledakan atau kebakaran pada ketinggian tertentu dan pekerja sulit untuk menyelamatkan diri, kemungkinan mereka akan loncat atau terjun ke bawah. Bahaya Fisik Bahaya yang berasal dari faktor-faktor fisik adalah seperti, bising, tekanan, getaran, suhu panas atau dingin, cahaya atau penerangan, dan radiasi dari bahan radioaktif sinar UV atau inframerah, contohnya kurang penerangan membuat pekerja tidak bisa jelas melihat lubang atau tidak hati-hati ketika menaiki tangga dan bisa membuat pekerja terjatuh maupun terpeleset. Bahaya Biologis Di berbagai lingkungan kerja terdapat bahaya yang bersumber dari unsur biologis seperti flora fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau berasal dari aktivitas kerja. Beberapa bahaya yang ada pada saat bekerja pada ketinggian antara lain terjatuh falling down, terpeleset slips, tersandung trips, dan kejatuhan material dari atas falling object. Sebagai upaya terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan keselamatan setiap pekerja terjamin, perusahaan harus menyediakan tenaga kerja kompeten dan berwenang di bidang K3 dalam pekerjaan di ketinggian melalui pelatihan Training Teknisi K3 Bekerja di Ketinggian dengan sertifikasi BNSP.
Dilansirdari Home Cook World, secara lebih rinci, pemilik harus memastikan tidak meletakkan barang yang menghasilkan panas di atas kulkas. Selain itu, hindari juga menyimpan sesuatu yang mudah jatuh di atas kulkas karena berisiko mengenai orang lain. Alasan tidak boleh meletakkan barang di atas kulkas
Heavy Equipment Accidents – When employees work with warehouse heavy equipment such as a forklift every day, they tend to get very comfortable using the equipment. This can be very dangerous if the operator begins to underestimate the danger of the machine. Ensure that all employees understand the potential hazards a forklift or other warehouse machines present and never get too comfortable. Remain cautious and careful when operating any machine. Always follow the specific instructions provided for the equipment and avoid situations where a forklift accident is likely. Slips and Trips – Slipping is a very common warehouse hazard that can be easily avoided. To prevent the majority of slips and trips in your warehouse, eliminate the following factors Loose material such as sawdust Liquids Unnecessary steps or ridges Boxes from the floor Dark areas Implementing anti-slip floor tape is essential for ensuring the safety of your warehouse. Falls – Falling accounts for a large majority of workplace accidents. You and your employees are always at risk of falling, not just when working above ground level. Slipping and falling is a common cause of injury among warehouse employees. When working around loading docks, remember your training and stay aware of your surroundings. Also, whenever there is a large drop between floors, proper guard railing is essential. The comprehensive guide to warehouse guardrails explains why you need to guard rails and how to implement them. Fires – A fire can jeopardize your entire warehouse, but this warehouse hazard is also among the most preventable accidents. Building permits, clearly marked exits, exit strategies, and fire extinguisher laws are all in place to prevent fires. Still, fires are very common and require constant prevention awareness. Things to avoid are Worn and exposed wires such as old extension cords Leaking flammable fluids and gasses Running electrical cords under carpet Crushed – According to the OSHA weekly fatality/catastrophe report, two workers are crushed to death every month on the job. Provide sufficient training for any machine with augers or press machines. Avoid moving machines and trucks in the loading dock. Also, be weary of heavy materials that could fall on your employees. Exposure to Harmful Substances – Harsh chemicals such as asbestos are a serious workplace hazard. Any employee that feels that their working conditions are not adequate can flag your warehouse for inspection. Always ensure that your employees are being taken care of. Ergonomics – Every warehouse employee must take care of their bodies. Constant mistreatment will lead to pain and injury. There are several ergonomic solutions to common warehouse problems such as back and foot pain. Also, always make sure your employees understand the importance of proper lifting techniques. Moving Parts – Always pay attention to warning labels. Machines with moving parts are a common workplace hazard. When used improperly, a machine can cause severe permanent injury and death. Falling Objects – A common material handling practice is stacking objects on high platforms and shelves. Always keep heavy loads stacked neatly to avoid a shifting load or cylindrical objects from rolling off of shelves. Lack of Safety Education – Without proper education, a warehouse will not perform at its full potential. Many warehouses choose to skip thorough training to save money. This practice is unwise and will result in workers compensation lawsuits or OSHA fines. A safe warehouse is an efficient warehouse. Avoiding proper training is the number one cause of workplace injury. Implementing a systems like 5S is the best way to instill a safe environment for your employees. This basic guide to the 5S system outlines the importance of eliminating waste and workplace hazards to improve working conditions. Implementing a system like 5S is not the only step, however. Revisiting your warehouse’s training and safety materials regularly is the only way to ensure the effectiveness of your system. What are you waiting for? Improve your warehouse today! [forklift image source]
deckyang ada di atas kapal. Penulis mengidentifikasi adanya potensi bahaya yang terjadi di atas kapal dengan begitu penulis dapat mengelompokan bahaya - bahaya yang terjadi di atas kapal dan mengurangi jatuh nya korban jiwa. Untuk menunjukan penentuan nilai likelihood dan consequences dari masing-masing sumber potensi bahaya sebagai berikut: 1.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja – Kecelakaan yang diakibatkan karena terjatuh, terpeleset, ataupun tersandung sangat memungkinkan terjadi di semua area kerja seperti perkantoran, bengkel/workshop, Gudang, dan area kerja lainnya. Dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan juga bisa bervariasi dari luka ringan sampai fatal. Tentunya ini akan mengakibatkan banyak kerugian baik bagi pekerja maupun bagi perusahaan. Kecelakaan yang disebabkan oleh tersandug, terjatuh, dan terpeleset sebanrnya bisa Bahaya Terpeleset SlipsBeberapa hal yang mengakibatkan bahaya terpeleset adalah lantai yang basah, tumpahan oli, lumpur yang tercecer di lantai. Segera lakukan perbaikan terhadap temuan bahaya yang dapat mengakibatkan pekerja terpeleset Slip. Pemasangan tanda peringatan adanya lantai yang basah dan kain keset sangat membantu dalam mengendalikan bahaya terpeleset di area kerja. Isu terkait bahaya terpeleset tentunya akan sangat banyak di area gudang logistic dan area perbaikan unit, hal ini memerlukan kajian terkait kemungkinan penggunaan sepatu dengan bahan sol anti slips. Perlu dilakukan pelatihan agar pekerja mau melaporkan dan memperbaiki kondisi bahaya dengan segera sehingga tidak sempat mengakibatkan kecelakaan. Pencegahan Bahaya Tersandung Trips Bahaya tersandung paling banyak disebabkan karena tata rumah tangga house keeping yang kurang baik, penempatan-penempatan barang yang tidak rapi. Penerapan prinsip 5R akan sangat membantu dalam mengendalikan potensi bahaya tersandung. Buatlah demarkasi yang membedakan jalur pekerja dan area penumpukan barang, kabel-kabel yang menjulur dirapikan dan diberi pelindung agar tidak mengait kaki pekerja. Penyediaan penerangan yang cukup di area kerja dan jalur-jalur yang digunakan untuk pejalan kaki perlu dilakukan agar pandangan jelas. Lubang ataupun beda tinggi pada lantai diberi pelindung atau tanda sehingga pekerja mampu dengan mudah membedakan. Pencegahan Bahaya Terjatuh Falls Terjatuh merupakan salah satu penyumbang kecelakaan yang berakibat cidera yang parah atau kematian, terutama pada pekerjaan yang dilakukan di atas ketinggian. Perlu adanya perencanaan awal sebelum pekerjaan dilakukan terutama terkait kelengkapan prosedur dan peralatan keselamatan. Kecelakaan yang disebabkan pekerja terjatuh sering diakibatkan karena pekerja tidak mengikuti peraturan keselamatan yang telah ditetapkan short cut. Penggunaan tangga portable dan kelayakannya juga perlu diperhatikan agar tidak mengakibatkan pekerja terjatuh dari ketinggian, dan cara kerja aman pada pekerjaan di atas ketinggian perlu dilakukan dengan benar. Terpelset Slips, Tersandung Trips dan Terjatuh Falls mungkin akan terlihat bukan masalah yang besar, namun ketiganya memberikan sumbangan insiden yang cukup banyak di area kerja. Kerugian yang diterima perusahaan dan pekerja juga cukup besar.
oge2VJj.
  • t25z9w7c14.pages.dev/78
  • t25z9w7c14.pages.dev/43
  • t25z9w7c14.pages.dev/948
  • t25z9w7c14.pages.dev/559
  • t25z9w7c14.pages.dev/724
  • t25z9w7c14.pages.dev/65
  • t25z9w7c14.pages.dev/109
  • t25z9w7c14.pages.dev/353
  • bahaya barang terjatuh dari atas