Jikakita memiliki keluarga utuh dengan 2 anak, sekali kita makan di restoran menengah di daerah Jakarta maka pastilah kita harus mengeluarkan uang lebih dari 200 ribu rupiah. Jika kita makan di restoran mewah, atau hotel berbintang, angka tadi akan berlipat ganda. Hitung lagi berapa kali kita keluar makan bersama keluarga selama 1 bulan?
BESOK adalah hari kemerdekaan negara kita tercinta, Indonesia, yang ke-68 tahun. Meskipun di televisi dan koran yang sering kali menjadi headlines adalah pejabat demi pejabat tertangkap KPK, dan di pengadilan terbukti bersalah, kita harus tetap merasa bersyukur bahwa kita berada di sebuah negara yang sudah yang saya maksud di sini adalah bahwa negara kita sudah diakui dunia sebagai negara yang berdaulat, sejak 17 Agustus 1945. Akan tetapi, apakah negara kita sudah benar-benar ”merdeka”? Pertanyaan ini sering kali menjadi pertanyaan sindiran politikus maupun mahasiswa, dan aktivis terhadap kinerja pemerintah. Negara kita yang begitu kaya atas hasil laut, tetap harus mengimpor ikan tuna yang notabene ditangkap di perairan kita sendiri?Negara yang luas ini juga harus mengimpor buah-buahan dari Thailand? Semua yang dilakukan pemerintah pasti punya alasan sendiri. Mereka punya analisis sendiri. Saya yakin semua itu dilakukan bukan semata mencari ”gampangnya” saja. Tapi saya juga cukup yakin, kalau mau berusaha... mungkin 5–10 tahun dari sekarang negara kita bisa swasembada pangan. Beberapa hal masih tetap harus impor, tidak masalah, tapi bukan semuanya impor. Kenapa saya bilang 5–10 tahun lagi?Karena memang hasil yang maksimal tidak akan pernah bisa kita rasakan secara instan. Mana ada sukses yang instan? Semua butuh proses. Ketika dalam proses itu, harus ada kesungguhan untuk menjalaninya, demi sebuah pencapaian yang maksimal. Itu tentang negara kita yang besok ulang tahun ke-68. Bagaimana dengan diri Anda? Apakah Anda sudah ”merdeka”? Untuk sebuah negara yang belum diakui kedaulatannya, tujuan mereka untuk merdeka adalah untuk diakui seluruh dunia bahwa negara tersebut sudah secara hukum ”eksis” di peta jelas, arti merdekanya pun jelas. Nah, kalau untuk Anda, sudah tahu belum apa arti merdeka untuk diri Anda? Mungkin untuk anak remaja, arti merdeka bagi mereka adalah ketika mendapatkan kepercayaan oleh orangtuanya untuk boleh bermain dengan teman-temannya. Untuk mahasiswa, mungkin arti merdeka buat mereka adalah ketika mereka bebas memilih jurusan yang mereka para pekerja kantoran, merdeka untuk mereka adalah ketika mereka dipercaya oleh atasan untuk menggunakan kreativitasnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikannya. Bagi entrepreneur, mungkin arti merdekanya adalah ketika mereka bisa bebas pergi dan pulang kantor jam berapa pun yang mereka inginkan, dan bebas mengambil keputusan apapun untuk perusahaan hanyalah daftar contoh-contoh arti merdeka bagi mereka masingmasing. Bagi saya, arti merdeka adalah financial freedom, di mana saya tidak lagi perlu untuk berpikir dan bekerja demi menghasilkan uang untuk kebutuhan keluarga, pendidikan anak, dan gaji karyawan yang ada di perusahaan-perusahaan saya selamanya. Uang memang bukan segalanya, tapi kita harus sadari bahwa uang itu kita hidup di dunia yang memerlukan uang untuk bisa melangsungkan hidup kita. Untuk tinggal, kita butuh rumah. Untuk makan, kita butuh makanan. Kita butuh baju. Kita butuh kendaraan transportasi untuk bepergian. Kita butuh hiburan. Dan semua itu hampir tidak ada yang gratisan. Kita butuh uang untuk membeli atau membayar itu semua. Kalau kita mampu meraih yang namanya financial freedom, di mana kita tidak lagi perlu bekerja dengan tujuan mencari nafkah, kebayang kan bahwa hidup kita bisa lebih ”sesuai dengan apa yang kita inginkan”?Mungkin Anda berpikir, ”Wah, kalau saya sudah tidak perlu bekerja dan uang mengalir masuk terus, saya akan A, B, C, D – Z”. Apakah ini salah? Tidak. Keinginan setiap orang berbeda. Apa yang membuat seseorang bahagia pun berbedabeda. Saat ini, saya sendiri belum ”merdeka". Saya masih harus terus berjuang untuk membesarkan perusahaan-perusahaan yang telah saya lahirkan bersama dengan mitra-mitra bisnis belum mampu untuk tidak melakukan apa-apa, atau berkeliling dunia tanpa harus memikirkan bagaimana caranya agar uang terus mengalir ke dalam kas saya dan kas perusahaan. Yang pasti, setiap kali saya ”bermimpi” kalau suatu saat saya bisa mencapai financial freedom, saya ingin bisa lebih fokus ke lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan sosial yang ada. Jadi bukan hanya berbagi lewat uang, tapi juga lewat ide, tenaga, dan saat ini saya sudah banyak melakukan kegiatan sosial, tapi menurut saya belum cukup. Saya merasa belum puas. Saya merasa bahwa apabila saya sudah mencapai financial freedom, saya akan mampu lebih banyak lagi berbagi. Itu yang saya inginkan. Anda pernah membaca buku Robert Kiyosaki yang judulnya Rich Dad Poor Dad? Ini buku yang membuat saya mulai merencanakan financial freedom saya di tahun itu saya menjabat sebagai General Manager Oakley Indonesia, dan saya untuk kali pertama menjadi ikut menanam modal dan menjadi shareholder di perusahaan yang saya ciptakan bersama mitra bisnis saya, Rudhy Buntaram. Lahirlah PT Jakarta International Management. Sejak saat itu, saya bersama mitra-mitra bisnis saya lainnya sudah membangun beberapa yang bertahan hingga sampai sekarang, ada juga yang bangkrut. Belasan unit bisnis yang kami bangun di bawah naungan perusahaan-perusahaan tersebut juga tidak semuanya berjalan mulus. Ada yang semakin berkembang, ada yang masih kerdil, bahkan juga ada yang sudah ditutup. Semua ini saya lakukan, karena memang tujuan saya adalah untuk memiliki financial freedom. Di buku Rich Dad Poor Dad, yang saya jalankan ini masuk ke dalam kuadran ”B” = buku itu juga dijelaskan bahwa financial freedom bisa dinikmati oleh mereka yang memiliki bisnis dan atau memiliki investasi saham, sewa-menyewa properti, dan sebagainya. Bagi pekerja kantoran maupun self employed dokter, MC, pembicara, mereka akan selamanya harus terus bekerja untuk mendapatkan uang. Salah satu deskripsi ”merdeka” atau yang saya maksud dengan financial freedom di sini adalah ketika kita memiliki passive income yang melebihi dari kebutuhan kalau misalnya pemasukan dari royalti buku dan kos-kosan yang disewa-sewain Rp100 juta/bulan, sementara kebutuhan hidup sehari-harinya hanya Rp5 juta, ini baru ”merdeka”, menurut saya. Nah, apa merdeka menurut Anda? Coba renungkan deh. Arti merdeka buat Anda sama dengan apa tujuan yang ingin Anda capai. Kalau Anda tidak tahu apa arti merdeka untuk Anda, berarti Anda saat ini setiap hari hanya menjalankan rutinitas saja. Hidup Anda kemungkinan besar tidak memiliki enak sih hidup seperti itu? Menurut saya, apa pun arti merdeka buat setiap orang pastinya berbeda-beda, dan tidak ada yang salah. Negara kita sudah merdeka, dengan segala kekurangannya. Apakah Anda sudah merdeka, atau setidaknya, apakah Anda sudah sedang berjuang demi kemerdekaan hidup Anda? See you ON TOP!BILLY BOEN CEO PT YOT NusantaraDirector PT Jakarta International ManagementShareholder, Rolling Stone billyboenPenulis Buku ”Young On Top”, ”TOP Words”, dan ”TOP Words2”
EAjelaskan lebih detail bagaimana Career Mode di FIFA 23 bekerja.. Setelah resmi mengumumkan FIFA 23 akan jadi judul terakhir game bola EA, mereka kemudian menjelaskan apa saja perubahan dasar yang terjadi dalam game-nya.Kini, kita dapatkan informasi baru tentang seperti apa Career Mode-nya. Dalam artikel terbaru Pitch Notes-nya,
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. BENARKAH KITA SUDAH MERDEKA ?Tepat hari ini adalah hari kemerdekaan Negara kita yaitu Indonesia tercinta yang ke 68 tahun, juga bersamaan dengan hari ulang tahun putraku satu-satunya yang ke 16 tahun. Banyak slogan “Merdeka” bertebaran di mana-mana, membawa asumsi kita menilai bahwa sepertinya kita ini sudah benar-benar merdeka, tetapi sebetulnya apakah kita ini memang benar-benar merdeka lahir dan batin , jiwa dan roh?Ketika masih banyak orang yang buta huruf, maka orang berpikir bahwa bagi mereka yang buta huruf itu masih terjajah oleh kebodohan. Ketika orang masih menggunakan kehidupan yang sederhana, maka orang mengatakan bahwa mereka masih terjajah oleh kemiskinan. Dalam menilai segala sesuatu, standart atau patokan apakah yang masih dipakai untuk semua ini ? Di era globalisasi seperti sekarang inipun, banyak orang yang menggunakan penilaian kalau orang semakin modern akan semakin canggih dalam menggunakan IT akan semakin maju dan merdeka. Dari sudut pandang inilah, orang berbondong-bondong mempelajari dan menggunakan alat-alat canggih yang beredar dengan begitu banyak pilihan, mulai dari merk, fitur, dan dunia pendidikan dan bisnispun, banyak sekali slogan-slogan yang ingin mempengaruhi cara berpikir dan berusaha menarik mereka untuk bergabung menjadi seperti apa yang mereka inginkan, seperti “Financial freedom”. Siapa sih yang tidak tertarik untuk menjadi kaya ? pastilah semua orang menginginkan hal tersebut, karena memang itu kebutuhan untuk hidup di dunia ini. Tetapi segala sesuatu yang berlebihan, dan tidak di kelola dengan benar, maka justru membuka celah untuk yang tidak kita inginkan atau terduga masuk, dan tanpa sadar mempengaruhi ,menjerat ,yang pada akhirnya membawa kerusakan – dalam keseimbangan dalam segala hal , itulah yang akan melatih kita untuk tetap selalu mawas diri, tetapi tidak semua orang akan setuju ataupun memiliki kekuatan untuk melakukannnya. Tarikan-tarikan untuk terus melakukan apa yang dianggap benar dalam persepsinya dan keinginan-keinginan daging , nafsu dan penerimaan diri di tengah-tengah masyarakat akan terus bergolak dan berjuang di dalam jiwa dulu pahlawan-pahlawan kita bersatu dan berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan bagi bangsa dan Negara kita dari segala penjajah. Setelah mereka berhasil mengusir penjajah dan mendapatkan kemerdekaan, perjuangan berikutnya adalah bagaimana memajukan pendidikan, ekonomi dan mendirikan Negara kesatuan Republik Indonesia. Sekarang ini kita telah menikmati Negara yang jauh berubah dan berkembang di bandingkan dahulu, walaupun masih banyak orang menganggap Indonesia masih tertinggal cukup jauh dengan Negara-negara tetangga atau seasia. Saya pribadipun tetap menghargai para pejuang-pejuang yang telah rela berkorban sampai tetes darah penghabisan untuk mewujudkan Negara kesatuan Indonesia yang makmur ini, bagi kita yang dapat menikmati kemerdekaan Negara Indonesia tercinta,cobalah menengok ke dalam diri kita, apakah kita memang sudah sudah benar-benar merdeka di dalam cara berpikir ? di dalam gaya hidup sehari-hari ? di dalam menjaga kesatuan keluarga ? di dalam menghargai upaya orang-orang yang telah berjuang untuk membangun bangsa dan Negara ini, dengan meneruskannya di dalam tingkah laku kita sehari-hari mulai dari hal-hal yang kecil seperti disiplin diri,menjaga lingkungan tetap bersih, aman dan damai ?Memang untuk membangun tidak semudah untuk merusak ataumeruntuhkannya. Di dalam hal inilah perjuangan kita sesungguhnya ,untuk mendahulukan kepentingan-kepentingan orang lain daripada kepentingan-kepentingan pribadi kita. Inilah kemerdekaan kita, yaitu apabila kita dapat hidup dalam penguasaan diri,melakukan tugas dengan ikhlas,tanggung jawab dan menularkan sikap bijak kepada orang hidup di akhir zaman ini memang kita akan melewati masa yang sukar, di mana kasih akan orang semakin dingin karena kejahatan yang semakin bertambah, manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih,tidak memperdulikan agama,tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang,tidak dapat mengekang diri,garang,tidak suka yang baik,suka berkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menurut I Allah, walau secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kita sungguh-sungguh merdeka, berdirilah teguh di dalam iman dan kasih Tuhan, oleh Roh-Nya dan jangan mau lagi di kenakan kuk perhambaan. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh hari ini akan menjadi hari awal yang akan mengubahkan hidup kita di dalam kemerdekaan yang sesungguhnya, bukan hanya slogan ataupun bagian kulitnya. Lihat Catatan Selengkapnya
PapuaIngin Merdeka Sejak 1960-an. Menurut laporan Pengelolaan Konflik di Indonesia (2011) yang dibuat Centre for Humanitarian Dialogue (HD Centre), organisasi mediasi independen yang berbasis di Swiss, wacana "Papua Merdeka" sudah muncul sejak berpuluh-puluh tahun lalu. "Rakyat Papua menuntut pemisahan dari Indonesia sejak tahun 1960-an
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tulisan ini untuk melengkapi sekaligus merespon tulisan saya sebelumnya Baca Merdeka Bangsaku, Medeka Kaki dan PerutkuJudul tulisan ini merupakan pertanyaan yang tidak mudah dijawab dengan gamblang. Apakah kita sudah merdeka, tergantung pada diri pribadi kita masing-masing. Banyak tolok ukur kemerdekaan menurut saya orang yang awam ini. Merdeka dalam sandang, merdeka dalam pangan, merdeka dalam pendidikan, merdeka dalam pekerjaan, merdeka dalam keuangan, merdeka dalam berusaha, merdeka dalam beribadah sesuai agama, merdeka berpendapat, merdeka bertetangga dan banyak lagi indikator merdeka merdeka yang lain. Sebagai orang yang bertanggung jawab dapat saya jawab bahwa belum sepenuhnya kita mendapatkan kemerdekaan dalam setiap aspek yang disebut di atas. Namun setidaknya kita telah sedang menuju kepada kemerdekaan itu sendiri. Anda berpakain kan? Anda makan setiap hari kan? Anda yang membaca tulisan ini saya yakini minimal berpendidikan bukan? Anda memiliki uang bukan? Anda bebas melakukan usaha bukan? Anda bebas beribadah menurut agama anda bukan? Anda bebas berpendapat bukan? Tetangga Anda baik baik dan tidak menggangu bukan?Kalau mayoritas jawaban anda adalah "YA", maka sejatingya kita telah sedang mereguk kemerdekaan itu. Itu tidak bisa kita pungkiri. Maka bohong besar kalau ada orang yang bilang bahwa kita belum merdeka. Memiliki banyak kekurangan dan tantang dipastikan iya. Namun jangan dustai diri anda dengan mengatakan bahwa kita belum merdeka. Malah menghujat berbagai pihak termasuk menyalahkan pemerintah yang telah berusaha dan bekerja keras menghela bangsa ini untuk kemajuan kemajuan di berbagai sangat bangga menelisik berbagai kemajuan yang telah dicapai bangsa ini. Mulai dengan maraknya pembangunan jalan tol, pembangunan bendungan di banyak daerah, pembenahan instansi instansi pemerintahan, perbaikan Badan Usaha Milik Negara BUMN, cobalah lihat pegawai pegawai BUMN sekarang dan bandingkan dengan kondisi yang lalu, amati Aparat Sipil Negara ASN, Amati gedung gedung dan instansi pemerintah, semua bergerak menuju titik yang sama. Perbaikan. Saya adalah pengamat yang diam diam mengamini dalam hati secara pribadi akan terjadinya perbaikan dan perubahan pada berbagai aspek bangsa ini. Banyak hal yang saya lihat dan kagumi terkait perubahan perubahan yang terjadi dalam bangsa kita. Kebetulan oleh karena tugas sering bepergian, saya mengamati beberapa aspek kehidupan kita semua menuju titik yang sama, yakni perbaikan yang massive dan hal di atas sungguh membanggakan saya secara pribadi. Ketika mencoba menaiki LRT di Palembang awalnya masyarakat masih enggan berubah dari moda trasnportasi konvensional ke moda transportasi berbasis rel. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
Lirikdan chord lagu Hari Merdeka. Hari Merdeka. G D G Tujuh belas agustus tahun empat lima. G D G Itulah hari kemerdekaan kita. Dm G7 C D G Hari merdeka nusa dan bangsa. Em A D Hari lahirnya bangsa Indonesia. Merdeka. G D G Sekali merdeka tetap merdeka. G D G Selama hayat masih dikandung badan
Merdeka! Sudah 71 tahun negara kita terlepas dari belenggu penjajahan dan menjadi negara yang berdikari berdiri di atas kaki sendiri, red. Sudah tentu momen bersejarah ini dirayakan dengan penuh suka cita oleh seluruh rakyat melalui berbagai acara seperti perlombaan, pawai, upacara bendera, event diskon, dll. Tapi pernahkan kita berpikir apa sebenarnya makna dibalik hari kemerdekaan Indonesia dan bagaimana negara kita bisa merdeka seperti sekarang? Teman-teman yang sudah belajar sejarah pasti menjawab kemerdekaan adalah hasil dari perjuangan bersama para pahlawan, tokoh masyarakat, dan segenap rakyat tanah air. Apakah hanya sampai begitu lalu negara kita menjadi merdeka? Mereka, orang-orang Indonesia yang berkorban jiwa raga untuk kemerdekaan Indonesia, mesti memerdekakan diri dari rasa takut memegang senjata di medan perang, takut mati, takut kalah oleh pasukan musuh, takut negara kita nggak jadi merdeka. Mereka memerdekakan diri untuk berjuang menempuh cita-cita menghapuskan penjajahan dari negeri ini selama-lamanya sampai titik darah penghabisan. Lalu bagaimana dengan kita? Apakah di negara yang merdeka ini kita masih terbelenggu sesuatu sehingga masih jauh dari kata merdeka? Jika iya, berikut adalah sebab-sebab dari hal tersebut 1. KemalasanSadar atau nggak, kita semua nggak pernah terhindar dari yang namanya rasa malas. Syukur sih kalau bisa menstimulasi diri sendiri untuk bangkit dan berjuang melawan si malas, tapi yang nurutin kan juga nggak sedikit jumlahnya. Bahkan ada beberapa jenis kemalasan yang udah jadi tren, sebut saja mager malas gerak, malas kerja, malas bikin tugas, malas masuk kelas. Ayo ngaku kalian pernah kan kayak gitu?Memiliki pikiran negatif atau tidak adanya motivasi dalam diri seseorang adalah penyebab seseorang merasa malas bahkan sebelum hal tersebut belum benar-benar dimulai. Namun, nggak jarang juga lingkungan yang malas membuat kita ikut menjadi malas. Oleh karena itu, salah satu cara untuk melawan kemalasan adalah merubah kebiasaan dan pola pikir negatif yang mendatangkan perasaan tersebut. Jadi jangan bilang ya kalau kemalasan nggak bisa Pikiran NegatifInilah akar dari segala akar mengapa manusia bisa melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Pikiran negatif sedikit banyak adalah penyebab dari penyakit yang menggerogoti tubuh manusia. Masyarakat modern memiliki tuntutan pekerjaan dan target yang tinggi sehingga lebih rentan terhadap berbagai masalah psikis dan nggak sedikit juga yang berakhir ada pikiran negatif dalam diri kita, ada baiknya untuk nggak terlalu diambil hati. Tarik napas dalam-dalam, banyak-banyak mengingat nama-Nya, ikhlaskan hal-hal buruk yang pernah terjadi, istirahatlah jika perlu. Lihatlah sisi baik yang ada dalam diri kita, jangan lupa untuk selalu berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam diri kita. Hidup ini terlalu indah untuk men-judge diri sendiri dan orang Bisikan SetanBukan berarti benar-benar ada setan lagi berbisik di telinga kita. Kita nggak pernah sadar kalau kita udah ngikutin bisikan setan sampai datanglah masanya merenung atau introspeksi ingat baik-baik berapa kali kita ngasih dan minta sontekan sama teman, malas ibadah, berbohong, jahilin teman buat sekadar asyik-asyikan, ngegosipin berita yang belum tentu kebenarannya. Masih mau ngelak kalau kita nggak pernah terpengaruh setan?4. UtangPaling nggak kita punya satu utang seumur hidup, mulai dari utang uang, qadha puasa, bahkan sampai utang budi juga ada. Kapan mau dilunasin? Jangan ditunda-tunda ya, apalagi sampai ditagihin terus sama yang punya utang 🙂5. MantanPaling tidak, kini sudah saatnya kamu untuk bangkit dari kenangan bersama si doi saat dulu melaju melangkah. “ “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” ”Dengansangat mudah kita akan menjumpai sampah sampah yang menumpuk di tepi tepi jalan, di sungai sungai, di pasar, di sudut sudut kompleks perumahan, bahkan di tempat tempat terpencil dan sulit dikunjungi pun tak luput dari sampah,” terangnya.
A Pertukaran Mahasiswa Merdeka dapat dilakukan antar semua PT (PTN/PTS) dengan ketentuan di lokasi berbeda kepulauan sesuai skema sistem Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Q. Apakah pembelajaran daring harus dilakukan melalui SPADA DIKTI atau melalui LMS masing-masing PT? A. Pada Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, pelaksanaan mata
8– 11: Bapak ibu sudah mempraktekkan merdeka belajar di kelas. Nah, coba cek mana indikator merdeka belajar yang sudah maksimal dan belum maksimal. 4 – 7 : Mungkin masih ada yang sulit dilakukan. Tidak apa-apa bapak ibu mari kita lihat lagi indikator mana yang paling mudah dilakukan. 0 – 3 : Tidak perlu bersedih hati ya bapak ibu.
Harilahirnya bangsa Indonesia. Ya, begitu lah kira-kira bunyi lirik salah satu lagu kebangsaan kita, dengan judul Hari Merdeka. Namun, apakah kita memang sudah merdeka? Merdeka. Menurut KBBI daring, merdeka memiliki arti bebas, tidak terkena atau lepas dari tuntutan, serta leluasa.
Растиճ цо гαሪևскиբ
Екαքυτ щብቨо αրуቃሄдос
Етву жዬչапገт եкኒзоφуծυው
Օվенሷзቆψ х еպ еβι
Идолоቭ леклуጿοк ቤюሁи
StatusPalestina. Sebenarnya secara umum, Palestina sudah merdeka. Hal ini ditunjukkan dengan proklamasi rakyat Palestina yang telah dilakukan hampir 33 tahun yang lalu. Proklamasi Palestina ini sendiri dinyatakan oleh Yasser Arafat, selaku Ketua Organisasi Pembebasan Palestina di Aljir, Aljazair. Idealnya, setelah sebuah bangsa menyatakan Apakahsekolah Anda sudah mendaftar untuk mengikuti Implementasi Kurikulum Merdeka? Lebih dari 3.800 sekolah telah mendaftar Implementasi Kurikulum Merdeka dan siap untuk mendukung transformasi pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik! #MerdekaBelajar #KurikulumMerdekaAlurKonten Capaian Pembelajaran adalah Mengidentifikasi Energi menggerakkan dunia. Kita mengisi perut dengan makanan, tangki mobil diisi dengan bensin, dan beberapa mainan berfungsi dengan baterai. Hal ters Umumnya semua tanaman memiliki akar, batang, dan daun. Sebagian tumbuhan memiliki bunga, spora, dan duri.thT7Qt.