Dewasa ini masyarakat indonesia mengalami banyak konflik yang tidak bisa kita hindari. Didalam masyarakat yang multikultural, berbagai permasalahan yang dialami baik sosial, ekonomi, maupun yang lainnya diakibatkan oleh berbagai individu yang berbeda, ras, kebudayaan sehingga tak jarang konflik tersebut menimbulkan perbedaan, penekanan sosial dan kekerasan. Adapun didalam konflik dapat menciptakan sesuatu yang negatif dan positif. Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial Secara umum, diferensiasi dan stratifikasi sosial memberikan pengaruh positif dan negative pada masyarakat. Pengaruh positifnya, diferensiasi dan stratifikasi sosial dapat mendorong terjadinya integrase sosial, sedangkan pengaruh negatifnya adalah terjadinya disintegrasi sosial. Diferensiasi sosial dapat menimbulkan primordialisme, etnosentrisme, politik aliran, dan terjadinya proses konsolidasi. Primordialisme Salah satu konsekuensi dari adanya diferensiasi sosial adalah terjadinya primordialisme. Primordialisme merupakan pandangan atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, dan agama. Istilah primordialisme berasal dari kata Bahasa Latin “primus” yang artinya pertama dan “ordiri” yang artinya tenunan atau ikatan. Dengan demikian, kata primordialisme dapat berarti ikatan-ikatan utama seseorang dalam kehidupan sosial, dengan hal-hal yang dibawanya sejak lahir seperti suku bangsa, ras, klan, asal usul kedaerahan, dan agama. Etnosentrisme Primordialisme yang berlebihan juga akan menghasilkan sebuah pandangan subjektif yang disebut etnosentrisme atau fanatisme suku bangsa. Etnosentrisme adalah suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Karena yang dipakai adalah ukuran-ukuran masyarakatnya, maka orang akan selalu menganggap kebudayaannya memiliki nilai lebih tinggi daripada kebudayaan masyarakat lain. Politik Aliran Sektarian Politik aliran merupakan keadaan dimana sebuah kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa ormas, baik formal maupun informal. Tali pengikat antara kelompok dan organisasi-organisasi massa ini adalah ideologi atau aliran sekte tertentu. Contohnya, partai politik PKB yang dikelilingi oleh ormas-ormas NU. Konsolidasi Berasal dari kata “consolidation” yang berarti penguatan atau pengukuhan. Konsolidasi memiliki dua sisi, yaitu sisi ke dalam dan sisi keluar. Konsolidasi dengan sisi kedalam akan memperkuat solidaritas kedalam suatu organisasi atau himpunan. Sebaliknya, konsolidasi dengan sisi keluar dapat menimbulkan sikap antipati dan kecurigaan terhadap organisasi lain. Pengertian Konflik Secara sosiologis, konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih atau dapat juga kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Untuk lebih jelasnya, kita simak beberapa definisi dari para ahli sosiologi berikut ini. Soerjono Soekanto Mengatakan bahwa konflik merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Lewis A. Coser Berpendapat bahwa konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan, bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan. Gillin dan Gillin Melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan. Artinya, konflik adalah bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaanperbedaan baik fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku. Atau dengan kata lain konflik adalah salah satu proses interaksi sosial yang bersifat disosiatif. De Moor Dalam suatu sistem sosial dapat dikatakan terdapat konflik apabila para penghuni sistem tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran. Robert M. Z. Lawang Konflik merupakan sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya. Tujuan dari mereka yang berkonflik itu tidak hanya untuk memperoleh kemenangan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya lawannya. Bentuk-Bentuk Konflik Konflik merupakan gejala sosial yang seringkali muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat beberapa bentuk konflik dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda. Nah, sekarang kita akan belajar mengenai bentuk-bentuk konflik yang diilhami dari pandangan para ahli sosiologi. Soerjono Soekanto menyebutkan ada lima bentuk khusus konflik yang terjadi dalam masyarakat. Kelima bentuk itu adalah konflik pribadi, konflik politik, konflik sosial, konflik antarkelas sosial, dan konflik yang bersifat internasional. Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara orang perorangan karena masalah-masalah pribadi atau perbedaan pandangan antarpribadi dalam menyikapi suatu hal. Misalnya individu yang terlibat utang, atau masalah pembagian warisan dalam keluarga. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat kepentingan atau tujuan politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Seperti perbedaan pandangan antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan cita-cita politik masing-masing. Misalnya bentrokan antarpartai politik pada saat kampanye. Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Misalnya konflik antara orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat diskriminasi ras rasialisme di Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Konflik antarkelas sosial, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan di antara kelaskelas yang ada di masyarakat. Misalnya konflik antara buruh dengan pimpinan dalam sebuah perusahaan yang menuntut kenaikan upah. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara blok karena perbedaan kepentingan masing-masing. Misalnya konflik antara negara Irak dan Amerika Serikat yang melibatkan beberapa negara besar. Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat dibedakan atas empat macam, yaitu sebagai berikut. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi harapanharapan yang berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya. Konflik antara kelompok-kelompok sosial. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir. Konflik antara satuan nasional, seperti antarpartai politik, antarnegara, atau organisasi internasional. Sedangkan Lewis A. Coser membedakan konflik atas bentuk dan tempat terjadinya konflik. Konflik Berdasarkan Bentuk, Berdasarkan bentuknya, kita mengenal konflik realistis dan konflik nonrealistis. Konflik realistis adalah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok atas tuntutan-tuntutan maupun perkiraan-perkiraan keuntungan yang terjadi dalam hubungan-hubungan sosial. Misalnya beberapa orang karyawan melakukan aksi mogok kerja karena tidak sepakat dengan kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang bertentangan, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah satu pihak. Misalnya penggunaan jasa ilmu gaib atau dukun dalam usaha untuk membalas dendam atas perlakuan yang membuat seseorang turun pangkat pada suatu perusahaan. Konflik Berdasarkan Tempat Terjadinya Berdasarkan tempat terjadinya, kita mengenal konflik in-group dan konflik out-group. Konflik in-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri. Misalnya pertentangan karena permasalahan di dalam masyarakat itu sendiri sampai menimbulkan pertentangan dan permusuhan antaranggota dalam masyarakat itu. Konflik out-group adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau masyarakat lain. Misalnya konflik yang terjadi antara masyarakat desa A dengan masyarakat desa B. Masih ada lagi ahli sosiologi yang memberikan klasifikasi mengenai bentuk-bentuk konflik yang terjadi dalam masyarakat, yaitu Ursula Lehr. Ursula Lehr membagi konflik dari sudut pandang psikologi sosial. Menurutnya, apabila dilihat dari sudut pandang psikologi sosial, maka konflik itu dapat dibedakan atas konflik dengan orang tua sendiri, konflik dengan anak-anak sendiri, konflik dengan sanak saudara, konflik dengan orang lain, konflik dengan suami atau istri, konflik di sekolah, konflik dalam pekerjaan, konflik dalam agama, dan konflik pribadi. Pengertian Kekerasan Pada ulasan di atas telah dapat kita lihat bersama bahwa sebuah konflik dapat muncul apabila disertai dengan luapan perasaan tidak suka, benci, dan lain sebagainya, bahkan sampai disertai munculnya keinginan untuk menghancurkan atau menghabisi lawan atau pihak lain. Apabila keinginan tersebut diwujudkan dalam sebuah tindakan, maka saat itulah terjadi kekerasan. Apakah yang dimaksud dengan kekerasan? Tindakan apa saja yang dapat dikatakan sebagai kekerasan? Dalam masyarakat diusahakan agar konflik yang terjadi tidak berakhir dengan kekerasan. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu prasyarat, yaitu sebagai berikut. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus menyadari akan adanya situasi konflik di antara mereka. Pengendalian konflik-konflik tersebut hanya mungkin dapat dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan itu terorganisir dengan jelas. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu yang telah disepakati bersama. Aturan tersebut pada saatnya nanti akan menjamin keberlangsungan hidup kelompok-kelompok yang bertikai tersebut. Apabila prasyarat di atas tidak dipenuhi oleh pihak-pihak yang terlibat konflik, maka besar kemungkinan konflik akan berubah menjadi kekerasan. Secara umum, kekerasan dapat didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau hilangnya nyawa seseorang atau dapat menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Sementara itu, secara sosiologis, kekerasan dapat terjadi di saat individu atau kelompok yang melakukan interaksi sosial mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat dalam mencapai tujuan masing-masing. Dengan diabaikannya norma dan nilai sosial ini akan terjadi tindakan-tindakan tidak rasional yang akan menimbulkan kerugian di pihak lain, namun dapat menguntungkan diri sendiri. Menurut Soerjono Soekanto, kekerasan violence diartikan sebagai penggunaan kekuatan fisik secara paksa terhadap orang atau benda. Sedangkan kekerasan sosial adalah kekerasan yang dilakukan terhadap orang dan barang, oleh karena orang dan barang tersebut termasuk dalam kategori sosial tertentu. Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam kehidupan nyata di masyarakat, kita dapat menjumpai berbagai tindak kekerasan yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang satu terhadap anggota masyarakat yang lain. Misalnya pembunuhan, penganiayaan, intimidasi, pemukulan, fitnah, pemerkosaan, dan lain-lain. Dari berbagai bentuk kekerasan itu sebenarnya dapat digolongkan ke dalam dua bentuk, yaitu kekerasan langsung dan kekerasan tidak langsung. Tahukah kamu apakah kekerasan langsung dan kekerasan tidak langsung itu? Mari kita bahas bersama pada uraian berikut ini. Kekerasan langsung direct violent adalah suatu bentuk kekerasan yang dilakukan secara langsung terhadap pihakpihak yang ingin dicederai atau dilukai. Bentuk kekerasan ini cenderung ada pada tindakan-tindakan, seperti melukai orang lain dengan sengaja, membunuh orang lain, menganiaya, dan memperkosa. Kekerasan tidak langsung indirect violent adalah suatu bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain melalui sarana. Bentuk kekerasan ini cenderung ada pada tindakan-tindakan, seperti mengekang, meniadakan atau mengurangi hak-hak seseorang, mengintimidasi, memfitnah, dan perbuatan-perbuatan lainnya. Misalnya terror bom yang dilakukan oleh para teroris untuk mengintimidasi pemerintah supaya lebih waspada akan bahaya yang dilakukan oleh pihak asing terhadap negara kita. Sehubungan dengan tindak kekerasan yang telah dilakukan oleh anggota masyarakat yang satu terhadap anggota masyarakat yang lain, pada dasarnya di dalam diri manusia terdapat dua jenis agresi upaya bertahan, yaitu sebagai berikut. Desakan untuk melawan yang telah terprogram secara filogenetik sewaktu kepentingan hayatinya terancam. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan hidup individu yang bersifat adaptif biologis dan hanya muncul apabila ada niat jahat. Misalnya si A melakukan pencurian karena adanya desakan kebutuhan ekonomi, seperti makan. Agresi jahat melawan kekejaman, kekerasan, dan kedestruktifan ini merupakan ciri manusia, di mana agresi tidak terprogram secara filogenetik dan tidak bersifat adaptif biologis, tidak memiliki tujuan, serta muncul begitu saja karena dorongan nafsu belaka. Misalnya aksi kerusuhan yang dilakukan oleh para suporter sepak bola. Kamu telah belajar mengenai konflik dan kekerasan yang terjadi di masyarakat. Dapatkah kamu membedakan kedua hal tersebut? Penyelesaian Konflik Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan Konflik merupakan gejala sosial yang senantiasa melekat dalam kehidupan setiap masyarakat. Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang menjadi kekerasan violence. Pada umumnya masyarakat memiliki sarana atau mekanisme untuk mengendalikan konflik di dalam tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup penyelamat safety valve, yaitu mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Lewis A. Coser melihat katup penyelemat sebagai jalan keluar yang dapat meredakan permusuhan antara dua pihak yang berlawanan. Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial Konsiliasi Bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai. Mediasi Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan mereka. Arbitrasi Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik. Sementara itu Georg Simmel mengatakan ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik, yaitu sebagai berikut. Kemenangan di salah satu pihak atas pihak lainnya. Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang bertikai, sehingga tidak ada pihak yang sepenuhnya menang dan tidak ada pihak yang merasa kalah. Contohnya, perundingan di Helsinki, Finlandia tentang penyelesaian permasalahan Gerakan Separatis Aceh Merdeka GAM dengan Republik Indonesia beberapa waktu yang lalu, yang akhirnya mencapai kesepakatan bahwa Nangroe Aceh Darussalam masih menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai. Hal ini akan mengembalikan suasana persahabatan dan saling percaya di antara pihak-pihak yang bertikai tersebut. Contohnya dalam penyelesaian konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia mengenai kepulauan Sipadan dan Ligitan. Saling memaafkan atau salah satu pihak memaafkan pihak yang lain. Kesepakatan untuk tidak berkonflik. Daftar Pustaka Budiyono. 2009. Sosiologi 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Elisanti, dan Rostini Titin. 2009. Sosiologi 2 untuk SMA dan MA Kelas XI IPS. Jakarta Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Wrahatnala, Bondet. 2009. Sosiologi 2 untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sutetsutt gardu induk switchyard dan lainnya baik untuk keperluan sendiri maupun untuk keperluan umum. Proses instalasi genset 3 phase cummins 40 kva. Jelaskan Hakikat Kekerasan Secara Sosiologis Dan Berikan Contohnya 9 May 2022. Jelaskan Model E Learning 9 May 2022; Jadwal Bioskop Mega Mall Manado 9 May 2022; Judul Lagu Ariana Grande
PertanyaanBerikut faktor yang mempengaruhi kekerasan, kecuali .... Individu tidak dapat mengontrol emosinya Adanya prasangka buruk terhadap orang lain Adanya toleransi antar individu maupun kelompok Kontrol sosial sudah tidak berfungsi lagi Lahirnya permasalahan yang memicu adanya permusuhanPembahasanDalam kehidupan sosial tidak bisa terhindar dari konflik. Konflik memang bisa berujung kekerasan, namun tidak semua konflik adalah kekerasan. Untuk dapat memahami faktor pada soal maka harus diketahui terlebih dahulu apa itu kekerasan?. Kekerasan merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara tidak terprogram, tanpa tujuan, dan di luar kontrol individu tersebut. Kekerasan biasanya dilakukan hanya karena untuk memenuhi hasrat dan nafsu semata. Sedangkan dalam sudut pandang sosiologi memandang kekerasan merupakan suatu tindakan yang tidak mengindahkan nilai dan norma yang berlaku. Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah kehidupan sosial tidak bisa terhindar dari konflik. Konflik memang bisa berujung kekerasan, namun tidak semua konflik adalah kekerasan. Untuk dapat memahami faktor pada soal maka harus diketahui terlebih dahulu apa itu kekerasan?. Kekerasan merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara tidak terprogram, tanpa tujuan, dan di luar kontrol individu tersebut. Kekerasan biasanya dilakukan hanya karena untuk memenuhi hasrat dan nafsu semata. Sedangkan dalam sudut pandang sosiologi memandang kekerasan merupakan suatu tindakan yang tidak mengindahkan nilai dan norma yang berlaku. Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah C. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!668
KamusSosiologi dan Kependudukan, Marginalisasi mempunyai dua pengertian. Pertama, marginalisasi menjadikan kelompok terasimilasi secara tidak sempurna. Kedua, meminggirkan kelompok sehingga mempunyai kedudukan yang rendah. Your Dictionary, Definisi dari marginalisasi adalah proses menjadikan kelompok atau kelas orang kurang penting sehinggaSaran jawaban terbaik dari IowaJournalist untuk AndaJawaban Hakikat kekerasanperbuatan terhadap seseorang yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkungan rumah memukul seseorang dg keras hingga mati dll , Hakikat kekerasan secara sosiologissuatu tindakan keras baik secara fisik maupun mental yang bertujuan untuk melindungi ideologis dan kelompok sosialnya dari kelompok atau individu indonesia melakukan tindakan kekerasan saat belana merebut daerah kekuasaan nusantara.^-^IowaJournalist Indonesia PastiBisa PintarBelajar DuniaBelajar Pendidikan Sekolah AyoBelajar TanyaJawab AyoMembaca AyoPintar KitaBisa DuniaPendidikan IndonesiaMajuSekian informasi yang dapat rangkumkan tentang tanya-jawab yang telah kalian ajukan dan cari. Jika kalian membutuhkan Info lainnya, silahkan pilih kategori rangkuman di atas sanggup bermanfaat untuk teman-teman semua dalam mencari jawaban.
Aksiologiadalah teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan dari pengetahuan yang didapatkan. Ilmu ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu: pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral yang melahirkan etika. Kedua, esthetic expression, atau ekspresi keindahan, Ketiga, sosio-political life, atau kehidupan sosial politik.
Sosiologi Info - Apa saja bentuk bentuk kekerasan menurut para ahli dalam memandang suatu kekerasan di masyarakat tahu jawabannya, simak penjelasan setidaknya ada 16 bentuk bentuk kekerasan di masyarakat, yuk baca Sekilas KekerasanSudah pernah mendengar istilah kekerasan ? Kata itu sepertinya sudah tidak asing lagi dikalangan telinga masyarakat pada Juga Ada 3 Teori Kekerasan Beserta ContohnyaBaik dikalangan remaja, orang dewasa hingga orang tua sekalipun, pernah mendengarkan istilah kekerasan, atau bahkan sering melihat, membaca dan menyaksikan kekerasan sering terjadi di lingkungan kehidupan masyarakat sehari hari. Lalu apa sih pengertian dari kekerasan itu ?Dimana istilah kekerasan sendiri digunakan untuk memberikan gambaran sebuah perilaku baik yang terbuka maupun yang tertutup di dalam masyarakat itu. Maupun yang bersifat menyerang dan bertahan, yang mana disertai dengan pengunaan kekuatan kepada orang lain atau pada kelompok tertentu. Kekerasan atau violence adalah sebagai tindakan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan baik secara fisik dan psikis yaitu kekerasan yang bertentangan dengan hukum, maupun dengan nilai dan norma di masyarakat. Dengan demikian, kekerasan adalah sebagai suatu bentuk kejahatan yang dilakukan oleh seseorang baik secara individu maupun secara kelompok. Kekerasan sendiri merujuk pada tindakan agresi dan pelanggaran mulai dari penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan. Yang mana menyebabkan atau bertujuan untuk membuat orang lain menderita dan menyakiti orang lain hingga batas itulah sekilas penjelasan mengenai kekerasan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari masyarakat. Lalu apa saja bentuk dari kekerasan ? Simak dibawah ini penjelasan dan ulasan singkatnya ya menurut para ahli. Bentuk Bentuk Kekerasan Menurut Para AhliAda beberapa bentuk kekerasan yang sering kita jumpai dan dilakukan oleh sebagian individu atau manusia di dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari harinya, yaitu sebagai berikut 1. Menurut I Marshana WindhuIa menceritakan bahwa secara sosiologis dibagi dan dikenal dengan dua jenis kekerasan yaitu sebagai berikut a. Kekerasan secara personalDimana pada jenis kekerasan ini dilakukan secara langsung oleh seseorang maupun suatu kelompok yang ada di masyarakat kepada orang lain atau kelompok lainnya. b. Kekerasan secara strukturalDimana pada jenis kekerasan ini dilakukan secara tidak langsung, misalnya penyalahgunaan sumber daya, wawasan, dan hasil tujuan lain ataupun adanya monopoli oleh beberapa pihak saja dan segelintir orang saja dengan cara sistem kekerasan yang dilakukan. 2. Menurut Clinard dan QuenneyDia membedakan jenis kekerasan itu menjadi lima bagian penting yaitu yang disebut dengan jenis criminal violence atau kekerasan, yakni sebagai berikut a. Pembunuhan atau disebut dengan murderb. Pemerkosaan atau disebut dengan rapec. Penganiayaan berat atau disebut dengan aggravated assaultd. Perampokan bersenjata atau disebut dengan armed robberye. Penculikan atau disebut dengan kidnappingNah dimana pada kekerasan diatas itu dilakukan dengan kejahatan kekerasan inidividual atau perseorangan. Selanjutnya, kita juga sering melihat kekerasan dalam jumlah orang banyak atau berkelompok, itu disebut dengan kekerasan saja seperti perkelahian dengan jumlah massa banyak, perkelahian antara genk remaja dan akibat dari kekerasan itu membuat terjadinya atau menimbulkan adanya kerusakan harta benda atau korban jiwa, dan luka luka. 3. Menurut John Conrad Ia mengatakan untuk kekerasan yang dilakukan secara individual atau tingkah lakunya dapat dikelompok menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut a. Kekerasan yang dipengaruhi oleh faktor budayab. Kekerasan yang dilakukan dalam rangka kejahatanc. Kekerasan patologisd. Kekerasan situasionale. Kekerasan yang tidak disengajaf. Kekerasan institusionalg. Kekerasan birokratish. Kekerasan teknologisi. Kekerasan diamNah itulah sekilas pembahasan dan penjelasan mengenai topik materi perihal 16 Bentuk-Bentuk Kekerasan Menurut Para Ahli. Sumber Referensi Buku pelajaran sosiologi kelas 11 untuk SMA dan MA pada kelompok peminatan ilmu ilmu sosial penulisnya oleh Dwi Mulyono 02Hn.